Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PRODUSER Ernest Prakarsa mengungkap cerita di belakang layar ketika Muhadkly Acho menyutradarai film drama komedi Gara-Gara Warisan.
Dalam sebuah pengambilan gambar, Ernest mengatakan dirinya sempat menangkap gestur Acho yang ingin menangis namun ditahan saat menyaksikan adegan sedih yang dimainkan Yayu Unru sebagai bapak bernama Dahlan.
"Acho ini kayaknya dia mau nangis, tapi ditahan-tahan gitu. Kayaknya itu udah mau mewek banget, tapi kayaknya malu, kan banyak kru, ya, jadi dia tahan nangisnya sampai badannya bergetar," kata Ernest saat konferensi pers di Jakarta, ditulis Selasa (5/4).
Baca juga : Lakukan Debut Sebagai Sutradara, Acho Mengaku Sempat Mual
Film Gara-Gara Warisan menandai debut penyutradaraan Acho, yang sebelumnya lebih dikenal sebagai aktor dan komika. Film itu direncanakan tayang di bioskop pada 30 April atau bertepatan dengan momen perayaan Lebaran.
Merespon cerita yang dilontarkan Ernest, Acho mengaku saat itu dirinya bahkan tidak sadar bahwa Ernest merekam diam-diam gestur menahan tangis itu dari belakang monitor.
"Jebol pertahanannya. Kalau nonton scene komedi kan kayak, 'Wah, enaklah nge-direct-nya bisa ketawa-ketawa'. Pas scene drama itu kayak, 'Aduh gimana ini'," tutur Acho.
Baca juga : Indra Jegel Sempat Sakit Saat Syuting Agak Laen
Menurutnya, adegan tersebut merupakan salah satu adegan yang tidak melewati proses reading bersama Yayu.
Bagi Acho, bagian adegan drama hanya perlu merenungkan rasa pada peran secara lebih mendalam dan melepaskan akting dalam satu kali pengambilan gambar.
"Kami (Acho dan Yayu) punya pemahaman yang sama bahwa scene semacam ini bukan tipikal yang bisa dilatih berulang-ulang. Ini tipikal scene yang memang harus dirasakan dalam-dalam dan nanti dilepaskan saja di depan kamera," terang Acho.
Baca juga : Ini Alasan Ernest Prakasa Percayai Muhadkly Sutradarai Gara Gara Warisan
Momen tersebut, kata Acho, menjadi pengalaman baru bagi dirinya karena secara langsung melihat penampilan akting yang kuat. Terlebih, dirinya juga merasa cerita dalam "Gara-Gara Warisan" memiliki kedekatan yang personal.
"Padahal, hari-hari sebelumnya bercanda mulu, ketawa-ketawa. Giliran masuk scene itu, yah, jebol pertahanannya," tuturnya.
Dalam proses penggarapan Gara-Gara Warisan, Acho dibantu Ernest Prakarsa dan Chand Parwez Servia yang bertugas sebagai produser.
Baca juga : Pasutri Gaje Siap Tayang pada 7 Februari
Ia mengatakan dukungan yang diberikan Ernest dan Parwez memberinya kemudahan sebagai sutradara debutan sehingga dirinya juga bisa fokus menggarap sisi kreatif film.
"Gue mendapat dukungan itu dari mulai penulisan, mulai dari awal submit naskah ke Pak Parwez. Pak Parwez juga baca semuanya dari mulai sinopsis. Banyak masukan yang membuat cerita itu mengalami beberapa fase perubahan sampai di final draf yang akhirnya kami jadikan ke layar lebar ini," pungkas Acho. (Ant/OL-1)
Baca juga : Drama Komedi Puang Bos Angkat Kearifan Budaya Lokal
Angga Dwimas Sasongko percaya bahwa cerita bermuatan lokal dan inovasi dengan cerita tersebut adalah kunci yang dibutuhkan untuk membuka pintu peluang perfilman nasional menembus global.
Saat audisi film Tinggal Meninggal, aktor Omara Esteghlal terlihat berbeda dengan kebiasaannya mengemut lemon, yang menurut Kristo Immanuel adalah tingkah laku yang tidak umum.
Kristo Immanuel dan Jessica Tjiu mengusung cerita yang lahir dari keresahan akan realitas sosial yang dibalut unsur komedi getir dan pakem penyutradaraan breaking the fourth wall.
Film Tinggal Meninggal produksi Imajinari tersebut akan tayang d bioskop mulai 14 Agustus.
Memproduksi film GJLS: Ibuku Ibu-Ibu memberikan tantangan yang signifikan bagi Monty Tiwa.
Rizal Mantovani juga membangun nuansa horor melalui memori kolektif tentang sebuah imajinasi apa yang terjadi ketika sebuah televisi sudah tak menyala lagi di malam hari.
Setelah sukses besar dengan 9 juta penonton, film Agak Laen kini akan melanjutkan film kedua mereka. Film garapan Muhadkly Acho itu sudah memulai syuting.
Sutradara dan Aktor Miracle in Cell No 7 Korea Lee Hwan-kyung bersama sang Produser Ki Min-ki bersama para pemain Ryu Seung-ryong menyaksikan film sekuel 2nd Miracle in Cell No 7 Indonesia.
Bukan hanya sebagai pemain, komika juga tidak sedikit yang mengisi kursi sutradara.
Sutradara Agak Laen yang juga komika, Muhadkly Acho, mengungkapkan bahwa perkembangan zaman saat ini memang sudah tidak relevan dengan komedi slapstick.
Karena kesuksesan film Agak Laen pertama, Acho mengatakan banyak pihak yang menyangsikan kesuksesan film keduanya nanti.
Kabar baik tersebut terjadi pada Sabtu (24/2) ketika film karya sutradara Muhadkly Acho mencapai pencapaian yang dijanjikan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved