Headline

Kemenu RI menaikkan status di KBRI Teheran menjadi siaga 1.

Fokus

PSG masih ingin menambah jumlah pemain muda.

Kemendikbud RI Gelar Nonton Virtual Film Kartini

Suryani Wandari Putri Pertiwi
24/4/2021 22:10
Kemendikbud RI Gelar Nonton Virtual Film Kartini
Film Kartini(Dok Film Kartini)

Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI menyelenggarakan menyelenggarakan nonton virtual film Kartini yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo.

Menurut Kepala Pusat Penguatan KaraktER Kemendikbud Hendarman mengatakan acara ini merupakan salah satu upaya untuk penguatan karakter sebagaimana dalam film tersebut menampilkan semangat untuk kesetaran gender.

"Tujuan nonton bareng ini untuk mengedukasi kesetaraan gender sebagaimana Kartini sebagai simbol kesetaraan. Jadi kita mencoba kesetaraan pendidikan terutama pendidikan Indonesia," kata Hendarman ketika membuka acara tersebut pada Sabtu (24/4).

Selain itu, tujuan lainnya mendorong kepercayaan diri perempuan dalam berkarya dan menumbuhkan semangat perempuna untuk berkarya di beragai bidang dan membangkitkan kualitas hidup perempuan.

"Data yang kami peroleh, jumlah perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Inimenjadi salah satu faktor pendorong yang mungkin dapat meningkatkan kepercayaan diri dan semangat kaum perempuan di berbagai bidang dengan melihat perjuangan dari Kartini," lanjutnya.

Sementara itu Plt Sekretaris Jendral Kemendikbud Ainun Naim mengatakan film ini juga akan meningkatkan pemahaman masyarakat khususnys generasi muda terjadap ketokohan, memahami, menghayati dan meneladani apa yang telah diwariskan Kartini yang mana ini berkorelasi dengan hidup peradaban dulu maupun sekarang. "Tentu banyak kisah dan banyak situasi kejadian yang menarik dalam kisah Kartini salah satunya mengnai tulisan berjudul Habis Gelap Terbitlah Terang," kata Ainun.

Sementara itu sutradara film Kartini, Hanung Bramantyo sangat senang film garapannya ini ditonton banyak masyarakat Indonesia mengingat film ini belum pernah ditayangkan di bioskop. "Film ini belum diputar di bioskop, ini versi diputar di Kongres PBB yang dihadiri 39 delegasi negara di dunia 2 tahun silam," kata Hanung.

Ia melanjutkan, pada filmnya ini, angle yang diambilnya yakni pentingnya literasi yang menjadi dasar dari pendudikan. Literasi membentuk kerangka berpikir sehingga nantinya akan membentuk pula kerangka karakter seseorang. (OL-12)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati
Berita Lainnya