Headline

Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.

Fokus

Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.

Sambut Kelahiran Generasi Beta: Tren Kesehatan Digital Dinilai Semakin Mendominasi

Citra Widya Retno, drg Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya
06/2/2025 15:18
Sambut Kelahiran Generasi Beta: Tren Kesehatan Digital Dinilai Semakin Mendominasi
Citra Widya Retno, drg Mahasiswa Magister Manajemen Universitas Hayam Wuruk Perbanas Surabaya(Dok. Pribadi)

Generasi Beta merupakan generasi yang lahir di era pasca-2025, diproyeksikan menjadi generasi pertama yang benar-benar tumbuh dalam lingkungan digital di mana teknologi sepenuhnya terintegrasi. Disebut sebagai generasi pertama yang benar-benar "digital native", mereka tumbuh dalam dunia yang didominasi teknologi.

Berbeda dengan generasi sebelumnya yang menghabiskan masa pertumbuhan mereka di era penemuan teknologi-teknologi ini, Generasi Beta akan lahir ke dunia yang telah menyempurnakan semua teknologi tersebut. Namun, di balik potensi besar yang mereka miliki, muncul pertanyaan mendasar: apakah mereka akan menjadi pahlawan yang memimpin inovasi di masa depan, atau justru menjadi korban dari revolusi teknologi yang begitu cepat?

Tumbuh dalam lingkungan yang kaya akan teknologi, teknologi bukan sekadar alat, melainkan sahabat yang menemani setiap langkah pertumbuhan Generasi Beta. Dengan akses yang mudah ke berbagai platform digital dan perangkat pintar, generasi ini memiliki kebebasan untuk mengeksplorasi minat mereka tanpa batas.

Mereka memiliki pemahaman mendalam tentang dunia digital dan pola pikir yang sangat kreatif. Dengan fleksibilitas dan kemampuan adaptasi yang luar biasa, mereka siap menghadapi tantangan masa depan dan membawa perubahan positif bagi dunia.

Generasi Beta tumbuh dalam dunia yang semakin terhubung. Mereka memiliki kesadaran yang tinggi terhadap isu-isu sosial seperti perubahan iklim, ketidaksetaraan, keberlanjutan, dan kesehatan. Mereka memahami bahwa kesehatan fisik dan mental adalah fondasi untuk kehidupan yang produktif.

Dengan kecerdasan emosional yang tinggi, generasi ini akan termotivasi untuk menciptakan inovasi yang berdampak positif bagi masyarakat dan lingkungan.

Alih-alih menjadi pahlawan yang memimpin inovasi di masa depan, Generasi Beta bisa jadi korban dari revolusi teknologi yang begitu cepat. Di satu sisi, mereka memiliki akses tak terbatas pada informasi dan teknologi yang memungkinkan mereka untuk berinovasi dan menciptakan perubahan.

Namun, di sisi lain, mereka juga menjadi korban dari perkembangan teknologi yang begitu cepat. Di balik layar kecanggihan teknologi, mereka menghadapi tantangan yang lebih kompleks.

Paparan konstan terhadap layar, tuntutan untuk selalu terhubung, dan tekanan untuk tampil sempurna di media sosial meningkatkan risiko untuk mengalami masalah kesehatan mental, kesulitan membangun hubungan sosial, dan terjebak dalam kesenjangan digital.

Terjebak dalam dunia digital, mereka sering kali mengabaikan interaksi sosial nyata. Generasi Beta yang seharusnya menjadi generasi paling terhubung, justru mengalami isolasi sosial yang mengkhawatirkan. S

elain itu, tidak semua individu memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Kesenjangan digital yang semakin lebar ini menciptakan ketidaksetaraan yang cukup signifikan. Akibatnya, potensi besar mereka untuk berkontribusi pada kemajuan masyarakat menjadi terhambat.

Generasi Beta, yang seharusnya menjadi pionir dalam inovasi, justru terjebak dalam lingkaran ketergantungan yang sulit dilepaskan.

Kesehatan Bukan Lagi Sekadar Obat-Obatan

Konsep kesehatan telah mengalami evolusi signifikan dari sekadar ketiadaan penyakit. Kini, kesehatan dianggap sebagai keadaan kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, bukan sekadar absennya penyakit atau kelemahan. Semakin banyak orang menyadari bahwa kesehatan bukan hanya sekadar ketiadaan penyakit.

Pendekatan holistik terhadap kesehatan semakin digaungkan, menekankan pentingnya keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa. Kesehatan fisik, sebagai fondasi dari kehidupan yang berkualitas, merupakan salah satu pilar penting dalam pendekatan ini.

Kesehatan fisik adalah fondasi dari kehidupan yang berkualitas. Tubuh yang sehat memungkinkan kita untuk melakukan aktivitas sehari-hari dengan lebih baik, meningkatkan produktivitas, dan menikmati hidup secara penuh. Untuk kesehatan, WHO merekomendasikan setidaknya 150 hingga 300 menit aktivitas aerobik intensitas sedang per minggu (atau setara dengan aktivitas berat) untuk semua orang dewasa, dan rata-rata 60 menit aktivitas fisik aerobik intensitas sedang per hari untuk anak-anak dan remaja.

Namun, menjaga kesehatan fisik bukanlah hal yang instan, melainkan proses yang membutuhkan komitmen jangka panjang, sama halnya dengan kesehatan mental yang merupakan investasi jangka panjang yang sangat berharga.

Kesehatan mental sering kali dianggap remeh dan hanya menjadi perhatian ketika masalah sudah parah. Padahal, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Salah satu faktor yang paling memengaruhi kesehatan mental adalah stres. Stres yang berkepanjangan dapat memicu berbagai masalah kesehatan, baik fisik maupun mental.

Kesehatan mental yang baik memungkinkan kita untuk menghadapi tantangan hidup, membangun hubungan yang positif, dan mencapai potensi diri secara maksimal.

Pencegahan penyakit jauh lebih baik daripada pengobatan. Obat-obatan memang memiliki peran penting dalam mengatasi berbagai penyakit. Namun, mengandalkan obat-obatan semata sebagai solusi untuk semua masalah kesehatan bukanlah pendekatan yang ideal.

Kesehatan yang optimal membutuhkan perhatian terhadap berbagai faktor lain, seperti gaya hidup, nutrisi, lingkungan, dan dukungan sosial.

Gaya hidup sehat menjadi fondasi penting dalam menjaga kesehatan. Aktivitas fisik secara teratur, pola makan seimbang, istirahat yang cukup, serta manajemen stres yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan kualitas hidup.

Olahraga tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik, tetapi juga dapat meningkatkan suasana hati dan mengurangi risiko berbagai penyakit mental.

Nutrisi yang tepat memberikan tubuh energi yang dibutuhkan untuk berfungsi optimal. Makanan yang kaya akan serat, vitamin, dan mineral membantu menjaga imunitas tubuh dan mencegah berbagai penyakit kronis. Selain itu, tidur yang cukup sangat penting untuk proses regenerasi sel dan menjaga kesehatan mental.

Dengan menerapkan gaya hidup sehat, kita dapat mencegah berbagai penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker.

Selain itu, pemeriksaan kesehatan secara rutin juga penting untuk mendeteksi penyakit pada tahap awal sehingga pengobatan dapat dilakukan lebih efektif.

Bagaimana Tren Industri Kesehatan Digital Mengubah Cara Kita Memandang Kesehatan?

Era digital telah mengubah hampir setiap aspek kehidupan kita dan sektor kesehatan pun tak luput dari transformasi ini. Dalam era Generasi Beta, kesehatan digital diperkirakan akan memainkan peran yang semakin penting. Industri kesehatan digital telah membuka pintu bagi personalisasi layanan kesehatan yang lebih mudah, serta memungkinkan kita untuk mengambil kendali atas kesehatan kita sendiri.

Pernahkah Anda membayangkan bisa berkonsultasi dengan dokter dari kenyamanan rumah Anda sendiri? Atau melacak pola tidur dan aktivitas fisik Anda secara real-time? Munculnya aplikasi kesehatan, perangkat wearable, dan telemedicine telah meredefinisi cara kita mengakses, memantau, dan mengelola kesehatan.

Salah satu kekuatan utama teknologi kesehatan digital adalah kemampuannya dalam hal pencegahan dan deteksi dini penyakit, serta memberikan perawatan yang dipersonalisasi. Dengan bantuan perangkat wearable, pengguna dapat melacak detak jantung, pola tidur, aktivitas fisik, tingkat stres, memantau pemulihan pasca berolahraga, bahkan mengukur saturasi oksigen dalam darah.

Data yang dikumpulkan dapat disinkronkan dengan aplikasi kesehatan di smartphone. Hal ini memberikan data berharga bagi pengguna perangkat wearable dan penyedia layanan kesehatan.

Begitu pula dengan aplikasi kesehatan, sensor tubuh, serta Internet of Things (IoT) dalam kesehatan. Data kesehatan individu dapat dikumpulkan secara real-time dan dianalisis oleh kecerdasan buatan (AI). Data ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi potensi risiko penyakit, bahkan sebelum gejala muncul.

Dengan demikian, intervensi medis dapat dilakukan lebih awal. Selain untuk intervensi, data kesehatan individu memungkinkan dokter untuk mendapatkan gambaran secara holistik dan lebih komprehensif tentang kondisi pasien sehingga memberikan diagnosis yang lebih akurat serta rencana perawatan yang dibutuhkan pasien.

Melalui telemedicine, pasien dapat berkonsultasi dengan dokter bahkan menerima resep secara online sehingga dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.

Kesehatan digital memiliki potensi besar untuk mengubah perawatan kesehatan di masa mendatang. Dengan pencegahan penyakit, rencana perawatan yang lebih baik, serta akses layanan kesehatan yang lebih luas, teknologi ini dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Namun, penting untuk diingat bahwa etika penggunaan AI dalam diagnosis dan pengobatan juga perlu dibahas secara serius. Kesehatan digital bukanlah pengganti obat-obatan sepenuhnya, melainkan keduanya dapat bekerja sama untuk memberikan perawatan yang paling optimal untuk pasien.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya