Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PERKEMBANGAN busana muslim semakin pesat tak terkecuali di Tanah Air. Di ajang Indonesia Fashion Week (IFW) 2024 yang dihelat di Jakarta Convention Center, 27-31 Maret 2024, ratusan perancang busana populer dan kenamaan menampilkan karya mereka untuk menyambut momen Lebaran Idulfitri 1445 H.
Salah satu karya fesyen muslim yang mewarnai industri mode adalah Taqeeya by Enggar Rahardjo. Jenama atau desainer ini mampu menciptakan busana syari dengan desain dan ciri khas sehingga bisa tetap tampil stylish. Konsep Taqeeya memang untuk menghadirkan solusi bagi muslimah yang ingin tampil trendi namun tetap syari.
“Di Indonesia Fashion Week kali ini yang kebetulan diselenggarakan di Ramadan, koleksi yang kita bawa adalah yang ingin menampilkan keanggunan dari warna hitam yang merupakan signature-nya kita,” kata Enggar selaku desainer sekaligus owner Taqeeya.
Baca juga : IFW 2024 Resmi Digelar, Targetkan Total Transaksi Rp60 Miliar
“Saat Lebaran orang biasanya pakai baju putih tetapi ternyata kalau pakai warna hitam sebenarnya oke juga, lo, dengang kekuatan detail dan desain seperti yang kita berikan,” imbuhnya.
Menurut Enggar, kekuatan dan kesuksesan sebuah busana muslimah adalah kalau kualitas materialnya tidak gampang kusut dan nyaman dipakai untuk di segala kondisi dan kebutuhan, baik untuk traveling, pakaian sehari-hari, hingga untuk umrah atau haji.
Untuk menambah kesan mahal dan elegan pada busana, Enggar melengkapi karyanya dengan kristal swarovski impor dari Austria. Taqeeya juga juga bermain dengan tampilan button warna gold dan turut menyisipkan motif wastra Nusantara sebagai aksen etnik kearifan lokal.
Baca juga : Stok BBM di Aceh Aman hingga Lebaran
Sebagai salah satu pionir dalam industri fesyen muslimah syari, Taqeeya telah berhasil eksis selama lebih dari 15 tahun. Tidak hanya sekadar sebuah brand, tetapi juga sebuah gerakan untuk memperjuangkan keberagaman dan inklusi dalam dunia mode. Dengan fokus pada desain yang elegan dan sesuai syariat, Taqeeya telah menjadi pilihan utama bagi wanita muslimah yang ingin tampil anggun tanpa mengorbankan nilai-nilai agama.
Senada dengan tema IFW 2024 yaitu "Langgam Jakarta Teranyam" sebagai bentuk apresiasi terhadap kaleidoskop budaya Betawi, Taqeeya juga menangkap esensi persatuan dan kebinekaan melalui kacamata mode. Kehadiran Taqeeya di IFW, imbuh Enggar, adalah sebagai kesempatan untuk menginspirasi dan memperkuat posisi sebagai salah satu ikon dalam industri fesyen muslimah syari.
“Taqeeya tidak hanya berkibar sebagai sebuah brand, tetapi juga sebagai representasi dari keindahan dan kekuatan dalam keberagaman. Dengan semangat yang terus berkobar, Taqeeya siap memimpin perubahan menuju arah yang lebih inklusif dan inspiratif dalam dunia fashion muslimah,” kata Enggar.
Enggar melihat industri busana muslim syari ke depannya akan semakin berkibar dan digemari masyarakat. Apalagi dengan penggunaan kualitas bahan yang baik dan cocok untuk iklim tropis seperti di Indonesia.
Taqeeya sendiri sudah merambah pasar luar negeri seperti Uni Emirat Arab, Turki, Arab Saudi, Qatar, dan Brunei Darussalam. (Z-6)
ADA hal yang menarik dalam penyelenggaraan Indonesia Fashion Week 2025. Desainer fesyen, Eni Joe, menjadikan ajang tersebut sebagai ruang edukasi budaya.
Koleksi bertema Surreal Dreams karya Rifqi Hawari meraih gelar juara favorit dalam kompetisi Indonesia Young Fashion Designer Competition (IYFDC) 2025.
Brand lokal Filoposy berkolaborasi dengan penyedia teknologi fashion Style3D menampilkan teknologi digital berbasis AI dan 3D di panggung Indonesian Fashion Week (IFW) 2025.
Motif Wakaroros bukan sekadar corak estetis. Ia adalah narasi visual masyarakat Dayak Basap, suku adat yang hidup berdampingan dengan rimba Karst Sangkulirang-Mangkalihat.
Ketua Asosiasi Perancang-Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Poppy Dharsono mengatakan tahun ini IFW mengusung tema Ronakultura Jakarta.
Program ini menjadi bukti bahwa Ramadan tak hanya sebagai momen ritual ibadah semata, tetapi langkah nyata memperkuat solidaritas sosial.
Kesejahteraan masyarakat mengalami penurunan selama Ramadan hingga Idul Fitri 2025. Hal ini tercermin dari data Survei Konsumen Bank Indonesia (BI) per Maret 2025.
Pembahasan tentang puasa Syawal terkait dalil hukum dan beda pendapat mazhab, nilainya seperti puasa setahun, orang yang tidak berpuasa Ramadan, dan niat puasa Syawal. Berikut penjelasannya.
Pada momen Ramadan dan Lebaran, kesehatan kulit harus dijaga agar tidak terpengaruh dengan pola makan, hidrasi, dan gaya hidup.
Melalui program Hampers Produk Mustahik ini, Baznas telah melakukan Kurasi Produk untuk mendukung UMKM binaannya dalam memproduksi kue-kue berkualitas.
Pernah membayangkan Ramadan terjadi dua kali dalam satu tahun? Jika melihat kalender, fenomena unik ini akan terjadi pada 2030 nanti.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved