Headline

Pengibaran bendera One Piece sebagai bagian dari kreativitas.

Utang Masyarakat di Pinjol terus Membengkak, Tembus Rp83,52 Triliun

Insi Nantika Jelita
05/8/2025 11:18
Utang Masyarakat di Pinjol terus Membengkak, Tembus Rp83,52 Triliun
Ilustrasi(Antara)

Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Lainnya (PMVL) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman mengungkapkan adanya lonjakan pembiayaan pinjaman online (pinjol) atau pinjaman daring (pindar). OJK mencatat outstanding pembiayaan pinjol yang belum lunas mencapai Rp83,52 triliun pada Juni 2025. Angka itu tumbuh 25,06% secara tahunan (year on year/yoy). Jumlah tersebut juga meningkat dibandingkan April dan Mei 2025 yang masing-masing mencatatkan nilai Rp80,94 triliun dan Rp82,59 triliun.

"Pada industri pinjaman daring, outstanding pembiayaan di Juni 2025 mencapai Rp83,52 triliun," kata Agusman dalam Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK yang diselenggarakan secara daring, Senin (4/8).

Dari sisi risiko kredit, tingkat wanprestasi (TWP90) tercatat membaik menjadi 2,85% pada Juni 2025, menurun dari posisi Mei 2025 sebesar 3,19 persen. Hal ini mencerminkan peningkatan kualitas portofolio kredit di sektor pinjaman daring.

Namun demikian, OJK mencermati masih adanya pelaku usaha yang belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum. Saat ini, terdapat 4 dari 145 perusahaan pembiayaan yang belum memenuhi kewajiban ekuitas minimum sebesar Rp100 miliar, serta 11 dari 96 penyelenggara pindar yang belum memenuhi ketentuan ekuitas minimum sebesar Rp12,5 miliar.

"Dari 11 penyelenggara pindar tersebut, 5 di antaranya tengah dalam proses analisis atas permohonan peningkatan modal disetor," jelas Agusman.

OJK, lanjutnya, terus memantau dan mengambil langkah yang diperlukan sesuai dengan perkembangan action plan pemenuhan ekuitas minimum. Langkah tersebut mencakup injeksi modal dari pemegang saham maupun masuknya investor strategis lokal maupun asing yang kredibel. Apabila tidak terdapat kemajuan signifikan, OJK juga mempertimbangkan opsi pengembalian izin usaha.

Sementara itu, berdasarkan data Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), pembiayaan buy now pay later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan juga menunjukkan lonjakan signifikan. Pada Juni 2025, pembiayaan BNPL tumbuh 56,26% yoy menjadi Rp8,56 triliun, meningkat dari pertumbuhan Mei 2025 yang sebesar 54,26% yoy.

Kualitas pembiayaan BNPL juga menunjukkan perbaikan, dengan rasio NPF (non-performing financing) gross turun dari 3,74% di Mei menjadi 3,25% di Juni 2025. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya