Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Pasar Saham Masih Melemah hingga April 2025

M Ilham Ramadhan Avisena
10/5/2025 00:30
Pasar Saham Masih Melemah hingga April 2025
Ilustrasi(Antara)

Kinerja pasar saham Indonesia hingga akhir April 2025 masih mencatat pelemahan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah sebesar 4,42% dalam tahun berjalan. Itu mencerminkan tekanan yang masih membayangi akibat dinamika pasar global.

"Pasar saham domestik secara month to date ditutup menguat sebesar 3,93% pada 30 April 2025 ke level 6.766,8 yang berarti secara year to date itu masih melemah sebesar 4,42%," ujar Anggota Dewan Komisioner sekaligus Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi dalam konferensi pers secara daring, Jumat (9/5). 

Meskipun demikian, kinerja bulanan IHSG menunjukkan pemulihan. Penguatan sebesar 3,93% sepanjang April menjadi sinyal stabilisasi jangka pendek, yang menurut Inarno didukung oleh koordinasi lintas lembaga dan kebijakan stabilisasi dari berbagai pemangku kepentingan. Hal itu, imbuh Inarno, didukung oleh langkah-langkah kebijakan OJK dan seluruh pemangku kepentingan, antara lain pemerintah, koordinasi seluruh lembaga atau instansi seperti dalam forum KSSK, SRO, dan juga pelaku pasar untuk meredam volatilitas di pasar saham. 

Nilai kapitalisasi pasar saham juga mencatat kenaikan 5,20% secara bulanan menjadi Rp11.705 triliun. Namun demikian, dalam tahun berjalan, kapitalisasi pasar masih mengalami penurunan sebesar 5,11%. Tekanan juga masih terlihat dari sisi investor asing yang mencatat net sales sebesar Rp20,79 triliun pada April, dan Rp50,72 triliun secara kumulatif sepanjang 2025.

Sementara itu, pasar obligasi menunjukkan dinamika yang beragam. Indeks pasar obligasi ICBI melemah 1,61% month-to-date atau naik dalam tahun berjalan sebesar 3,39% ke level 405,99%. Adapun investor non resident mencatar net sales sebesar Rp0,01 triliun secara bulanan dan Rp1,42 triliun secara tahunan.

Di industri pengelolaan investasi, OJK mencatatkan total asset under management (AUM) per April 2025 sebesar Rp821 triliun. "Naik sebesar 1,01% month to date atau secara year to date masih terdapat penurunan sebesar 1,96%. Dengan reksadana tercatat net subscription sebesar Rp6,24 triliun secara month to date dan secara year to date masih terdapat net redemption sebesar Rp4,88 triliun," kata Inarno.

Untuk menjaga stabilitas pasar, OJK telah mengaktifkan kebijakan buyback saham tanpa RUPS. Pada periode 20 Maret sampai dengan 30 April 2025, terdapat 32 emiten yang berencana untuk melakukan buyback tanpa RUB dengan perkiraan alokasi dana buyback sebesar Rp16,90 triliun. Dari jumlah tersebut, terdapat 24 emiten yang telah melakukan pelaksanaan buyback dengan nilai realisasi sebesar Rp937,42 miliar atau sebesar 5,55%. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya