Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
BANK Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 5,75% untuk menjaga inflasi tetap berada pada target sasaran dan mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah hingga mendukung pertumbuhan ekonomi.
Merespon hal itu, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CoRE), Mohammad Faisal mengatakan bahwa BI mempertahankan BI Rate dengan melihat dua faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor domestik.
"Di mana kalau melihat eksternal memang ada tekanan eksternal yang bakal mempengaruhi atau yang membuat rupiah lebih volatile," kata Faisal saat dihubungi, Rabu (23/4).
Tapi di sisi lain, Faisal menyebut adanya pertimbangan domestik. Apabila suku bunga dinaikkan, ia menilai hal itu akan semakin memberikan tekanan terhadap ekonomi domestik yang sekarang sudah ada tekanan yang sangat besar sehingga dikhawatirkan malah lebih memperlambat pertumbuhan ekonomi.
"Jadi suku bunga tidak dinaikkan tapi juga tidak diturunkan tetapi dipertahankan. Karena kalau diturunkan akan mempengaruhi nilai tukar rupiah nantinya," ungkapnya.
Di samping itu, merespon terkait hengkangnya proyek investasi asing dari dalam negeri, khususnya investasi baterai listrik electric vehicle (EV) yang baru terjadi beberapa waktu lalu, Faisal menyebut pemerintah perlu konsisten dalam membuat sebuah kebijakan.
"Saat ini kan sebetulnya kebijakannya belum terlalu terkait antara hilirisasi di nikelnya dengan industri EV-nya, dari sisi kebijakannya. Sehingga pemerintah perlu memperbaiki dari sisi itu kalau memang ingin meneruskan memprioritaskan pembangunan industri EV dan adopsi industri EV di Indonesia," tegasnya.
Dari segi insentif, ia menyarankan adanya penambahan insentif untuk investor dan juga mungkin mengevaluasi insentif yang sudah diberlakukan sebelumnya.
"Jadi artinya kebijakan yang kaitannya dengan menciptakan ekosistem termasuk infrastruktur pendukung seperti charging station dan lain-lain ini juga harus didorong, ditingkatkan untuk mendorong adopsi atau pembelian perluasan market EV di tanah air, meningkatkan keyakinan konsumen yang akan membeli EV di Indonesia, terutama kelas menengah, yang mereka tentu saja akan memperhatikan dari sisi keamanan dan juga konfidensi dalam penggunaan," pungkasnya. (H-3)
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 21 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 28 poin atau 0,17% menjadi Rp16.325 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.297 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah, pada perdagangan Kamis 17 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 25 poin atau 0,15% menjadi Rp16.312 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.287 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 16 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 3 poin atau 0,02% menjadi Rp16.270 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.267 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 4 poin atau 0,02% menjadi Rp16.222 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.218 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat sebesar 42 poin atau 0,26% menjadi Rp16.216 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.258 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 9 Juli 2025, dibuka melemah sebesar 43 poin atau 0,27% menjadi Rp16.249 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.206 per dolar AS.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Inflasi pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87% (yoy), naik dari 1,60% pada Mei 2025, namun masih berada dalam target Bank Indonesia sebesar 1,5%–3,5%.
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan penurunan suku bunga the Fed, merupakan kebijakan yang ditunggu oleh pelaku usaha global.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved