Headline
Presiden Prabowo berupaya melindungi nasib pekerja.
Laporan itu merupakan indikasi lemahnya budaya ilmiah unggul pada kalangan dosen di perguruan tinggi Indonesia.
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit dan menopang pemulihan ekonomi nasional. Pada Rapat Dewan Gubernur Juli 2025, BI telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 5,25%.
“Ke depan, BI akan terus mencermati ruang penurunan suku bunga. Mengenai waktu dan besaran penurunan selanjutnya, akan disesuaikan dengan dinamika ekonomi global dan domestik,” ujarnya dalam konferensi pers RDG BI secara daring, Rabu (16/7).
BI, lanjut Perry, melakukan penguatan strategi operasi moneter pro-market guna makin memperkuat efektivitas transmisi penurunan suku bunga. Pihaknya juga terus memperkuat implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sebagai dorongan nyata bagi perbankan dalam menyalurkan pembiayaan. Hingga awal Juli 2025, insentif KLM telah mencapai Rp376 triliun bagi bank-bank yang aktif menyalurkan kredit ke sektor prioritas.
“Jadi, BI benar-benar all out mendorong pertumbuhan kredit,” tegas Perry.
Namun, ia menyoroti masih adanya tantangan dari sisi penawaran. Meskipun tingkat likuiditas perbankan tinggi, ditunjukkan dengan rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai 27%, bank cenderung menempatkan kelebihannya pada instrumen surat berharga, bukan dalam bentuk kredit. Hal ini menunjukkan sikap perbankan yang masih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan.
Dari sisi permintaan, Perry menyebut pemulihan ekonomi belum merata di seluruh sektor. Saat ini, permintaan kredit masih didominasi oleh sektor-sektor berorientasi ekspor. Untuk mendorong pemulihan yang lebih luas, BI berupaya menambah likuiditas di sistem keuangan.
Peningkatan likuiditas ini diharapkan dapat menurunkan suku bunga, tidak hanya suku bunga acuan BI, tetapi juga suku bunga untuk tenor-tenor hingga 12 bulan. Penurunan ini akan mendorong perbankan untuk mengalihkan alokasi dana likuidnya, yang sebelumnya banyak ditempatkan pada surat berharga, ke penyaluran kredit.
"Dan tentu saja ini akan mendorong perbankan menyalurkan kredit kepada dunia usia," imbuhnya.
Terpisah, ekonom senior dan associate faculty dari Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto berharap penurunan suku bunga acuan direspons oleh perbankan dengan menurunkan suku bunga simpanan dan kredit secara terukur. Langkah ini penting untuk mendorong permintaan kredit dan menggerakkan sektor riil.
“Ini guna mendorong permintaan kredit supaya sektor riil lebih bergairah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi di kuartal-kuartal berikutnya," terangnya.
Dengan dukungan kebijakan moneter dan pembiayaan yang akomodatif, ekonomi Indonesia diharapkan dapat tumbuh kuat dan inklusif di kisaran 4,8%–5,0% pada tahun ini dan tahun depan. Pertumbuhan ini akan ditopang oleh ekspansi kredit perbankan yang ditargetkan tumbuh di rentang 9%–11%. (H-3)
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Inflasi pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87% (yoy), naik dari 1,60% pada Mei 2025, namun masih berada dalam target Bank Indonesia sebesar 1,5%–3,5%.
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan penurunan suku bunga the Fed, merupakan kebijakan yang ditunggu oleh pelaku usaha global.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
GUBENUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat masih ada ruang untuk menurunkan suku bunga lebih lanjut. Ia menjelaskan dalam menentukan respons (suku bunga) BI-Rate
Penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) memberikan optimisme baru bagi perekonomian Indonesia pada 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved