Headline
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
PPATK sebut pemblokiran rekening dormant untuk lindungi nasabah.
Pendidikan kedokteran Indonesia harus beradaptasi dengan dinamika zaman.
PENURUNAN suku bunga Bank Indonesia (BI) memberikan optimisme baru bagi perekonomian Indonesia pada 2025. Langkah ini memberikan sentimen positif terhadap sejumlah sektor, termasuk properti, perbankan, otomotif, dan teknologi.
Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Indonesia, Lionel Priyadi, menyatakan bahwa kebijakan ini akan mendorong pasar saham untuk bergerak lebih agresif. Ia merekomendasikan investor untuk fokus pada saham-saham dari sektor-sektor tersebut.
"Pasar saham Indonesia akan mengalami rally, dan sektor-sektor seperti properti, perbankan, otomotif, serta teknologi menjadi pilihan yang menarik," ujar Lionel dikutip dari Antara, Minggu (19/1)
Sementara itu, terkait dengan kebijakan suku bunga global, Lionel memproyeksikan Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat baru akan menurunkan suku bunga acuan paling cepat pada Maret 2025.
"The Fed kemungkinan akan mulai menurunkan suku bunga pada Maret mendatang," tambahnya.
Keputusan BI untuk menurunkan suku bunga acuan diumumkan dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025 yang berlangsung pada Selasa (14/1) dan Rabu (15/1).
BI menurunkan BI-Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%. Selain itu, suku bunga deposit facility juga turun 25 bps menjadi 5 persen, sedangkan suku bunga lending facility turun ke level 6,5%.
Kebijakan ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi domestik sekaligus memperkuat daya saing pasar modal Indonesia di tengah tren ekonomi global yang masih dalam tahap pemulihan.
Chief Executive Officer Damai Putra Group, Bapak Daniel Yuwono, mengungkapkan dengan penurunan suku bunga BI pihaknya optimis tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya.
Dengan populasi Gen Z dan milenial yang terus bertumbuh, permintaan hunian diprediksi akan meningkat seiring kemudahan pembiayaan yang lebih terjangkau.
"Dengan suku bunga yang semakin turun, beban pembayaran bunga semakin ringan, sehingga ini tentu menjadi kabar baik bagi masyarakat. Pasar properti tahun ini pasti lebih bagus," ujar Daniel.
Daniel menjelaskan bahwa permintaan hunian di wilayah Bekasi terus meningkat, terutama dari kalangan Gen Z dan milenial.
“Populasi demografi kita sekarang didominasi oleh Gen Z dan milenial. Mereka yang mulai menikah tentu membutuhkan hunian. Kami menyadari kebutuhan ini, sehingga kami menyediakan berbagai tipe hunian, mulai dari tipe lebar 4 hingga lebar 7, sesuai kebutuhan masyarakat," tambahnya.
Damai Putra Group juga menawarkan produk hunian yang ramah kantong untuk kalangan muda.
“Kami memiliki program khusus untuk Gen Z dan milenial, dengan harga mulai dari Rp400-500 juta. Untuk produk premium, kami juga menyediakan hunian dengan harga mulai dari Rp1 miliar," jelas Daniel.
Optimisme ini tidak hanya didukung oleh penurunan suku bunga, tetapi juga oleh upaya perusahaan dalam memahami kebutuhan pasar yang terus berkembang.
"Kami percaya bahwa dengan menyediakan hunian yang sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat, pasar properti di Bekasi akan terus tumbuh positif," kata Daniel.
Langkah ini menunjukkan komitmen Damai Putra Group untuk menjadikan hunian terjangkau dan relevan bagi generasi muda yang menjadi pendorong utama pertumbuhan properti di Indonesia.
Damai Putra Group bersama mitra strategisnya, Nishitetsu, kembali menghadirkan inovasi terbaru berupa hunian bernama Hoshi. Hunian ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rumah berkualitas dengan fasilitas lengkap di lokasi yang strategis.
"Hadirnya Hoshi merupakan bentuk komitmen Damai Putra Group bersama Nishitetsu dalam menciptakan hunian juga lingkungan tinggal yang aman, nyaman, dan asri. Kami juga ingin memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memiliki rumah dengan berbagai pilihan harga yang kompetitif," tambah Daniel.
Hoshi mengusung konsep hunian Jepang modern yang menonjolkan estetika minimalis serta harmoni dengan alam.
Desain arsitekturnya mengutamakan fungsionalitas dan kenyamanan, menjadikan Hoshi pilihan yang ideal bagi masyarakat urban.
Selain itu, Hoshi menawarkan tujuh tipe unit hunian yang dirancang sesuai kebutuhan beragam calon pembeli.
Kehadiran hunian ini diharapkan tidak hanya memenuhi kebutuhan tempat tinggal, tetapi juga menciptakan lingkungan yang ramah dan inovatif.
“Fase pertama dari pembangunan Hoshi mencakup 29 unit dari total 98 unit yang direncanakan,” tandas dia. (Ant/Z-10)
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved