Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
BANK Indonesia diprediksi baru akan memangkas BI Rate saat kondisi perekonomian dan pasar uang domestik maupun global mengalami perbaikan. Karenanya, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Januari 2025, bank sentral diperkirakan tetap mempertahankan level bunga acuan di angka 6%.
"Pemangkasan BI Rate yang ideal dan tepat ialah ketika tekanan eksternal mereda dan Donald Trump sudah menjalani tugasnya sebagai Presiden Amerika Serikat saat stance kebijakan The Fed sudah cenderung dovish to hawkish," ujar Ekonom Senior dan Associate Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Ryan Kiryanto saat dihubungi, Selasa (14/1).
Selain dari aspek eksternal itu, lanjutnya, penurunan BI Rate akan tepat dan ideal ketika indikator ekonomi Indonesia sudah lebih baik, misalnya terlihat dari laju pertumbuhan kredit, permintaan IPO (initial public offering) meningkat, cadangan devisa meningkat secara sustain, dan angka PMI (Purcahsing Manager's Index) di atas 50 secara konsisten.
Hal-hal itu sejauh ini belum terlihat dan memberikan posisi ideal bagi BI untuk melakukan pemangkasan BI Rate. Tekanan dari faktor eksternal, kata Ryan, terhadap nilai tukar rupiah masih cukup tinggi dan belum dapat diprediksi waktunya mereda.
"Maka saya memperkirakan RDG BI bulan ini cenderung mempertahankan BI Rate tetap 6%. Demikian juga lending facility dan deposit facility tetap stabil untuk menjaga stabilitas nilai tukar sambil berharap nilai tukar rupiah akan menguat lagi menuju kisaran Rp16.000 per dolar AS," pungkasnya. (Z-2)
DIREKTUR Ekonomi Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menyatakan penurunan suku bunga the Fed, merupakan kebijakan yang ditunggu oleh pelaku usaha global.
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan tingkat suku bunga acuan, BI Rate
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved