Headline
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Presiden memutuskan empat pulau yang disengketakan resmi milik Provinsi Aceh.
Kawasan Pegunungan Kendeng kritis akibat penebangan dan penambangan ilegal.
LEMBAGA Penyelidik Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia perlu untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50%. Itu dirasa tepat untuk menjaga stabilitas di tengah tekanan eksternal dan masih lemahnya pemulihan domestik.
Ekonom Makroekonomi dan Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan, selain mempertahankan BI Rate di level 5,50%, bank sentral juga dinilai perlu untuk terus memperhatikan transmisi dan efektivitas dari pemotongan suku bunga acuan sebelumnya. Itu pararel dengan menjaga fokus dalam mengantisipasi dampak tekanan eksternal terhadap rupiah.
"Walaupun rupiah sudah menguat di beberapa minggu terakhir, masih ada risiko meningkatnya ketidakpastian di jangka pendek seiring dengan pengumuman Trump untuk melanjutkan negosiasi perdagangan dan munculnya tensi geopolitik baru di Timur Tengah," ujarnya dikutip pada Rabu (18/6).
Mempertahankan BI Rate di level 5,50% juga dinilai relevan lantaran pemangkasan bunga acuan sebelumnya belum memberikan dampak signifikan pada pertumbuhan kredit. Di saat yang sama, tingkat inflasi umum masih menunjukkan penurunan dari 1,95% di April 2025 menjadi 1,60% di Mei 2025.
LPEM menilai penurunan inflasi itu disebabkan oleh sejumlah faktor seperti normalisasi harga pangan seperti daging ayam, cabai, dan bawang. Selain itu fenomena lipstick effect masuh bertahan dan menandai daya beli yang lemah, namun konsumsi dalam skala kecil masih terjadi.
Sedangkan dari sisi ketahanan eksternal, cadangan devisa Indonesia dipandang masih cukup stabil di kisaran US$152,5 miliar per Mei 2025. Nilai tukar rupiah juga menunjukkan penguatan hingga 1,03% dalam satu bulan terakhir meski dalam tahun berjalan masih melemah 1,17%.
Sementara surplus perdagangan April 2025 menyusut drastis menjadi US$158 juta, terendah dalam lima tahun terakhir. Hal itu dipicu oleh penurunan ekspor, terutama pada komoditas ekspor minyak nabati/hewan, sedangkan impor meningkat didorong oleh komoditas emas dan mesin produksi.
Dengan berbagai catatan itu, LPEM mendorong BI mengambil sikap hati-hati dengan menahan suku bunga di 5,50%, menimbang tekanan global dan ketidakpastian domestik. Meski inflasi mereda dan rupiah menguat, tekanan terhadap sektor ekspor serta lemahnya daya beli dan kredit menjadi perhatian utama. Stabilitas jangka pendek perlu dijaga dengan tetap membuka ruang untuk stimulus lanjutan. (Mir/M-3)
BANK Indonesia(BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate di angka 5,50%. Keputusan itu diambil melalui Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 17-18 Juni 2025
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
Di sisi lain, Putin menyebut bahwa negosiasi akan difokuskan pada 'akar penyebab konflik'.
Dar lebih lanjut mengatakan bahwa menteri luar negeri Turki, Arab Saudi, Inggris, dan negara-negara lain memainkan peran "kunci" dalam mencapai gencatan senjata.
Ribuan orang berkumpul di Kota Roma untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus. Pemakaman tersebut dihadiri oleh sejumlah pemimpin dunia dan tokoh penting.
Lebih dari 1.400 pegawai Consumer Financial Protection Bureau (CFPB) diberhentikan secara massal pada Kamis (17/4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved