Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menilai pemangkasan suku bunga acuan Bank Indonesia dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi. Kebijakan ini dinilai penting guna mengakselerasi pemulihan ekonomi yang terus melemah sejak awal tahun.
"Pemangkasan suku bunga ini diharapkan mampu mendorong konsumsi domestik dan investasi melalui penurunan biaya dana atau bunga kredit," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (16/7).
Lebih lanjut, Josua berpandangan keputusan ini mencerminkan pergeseran arah kebijakan moneter BI dari yang sebelumnya berorientasi pada stabilitas (pro-stability) menuju pendekatan yang lebih mendukung pertumbuhan ekonomi (pro-growth). Langkah ini dinilai tepat, seiring dengan masih terjaganya inflasi dalam kisaran target dan nilai tukar rupiah yang relatif stabil bahkan cenderung menguat.
Penguatan tersebut, ungkapnya, turut ditopang oleh meredanya ketidakpastian global, khususnya setelah kesepakatan dagang antara Indonesia dan Amerika Serikat yang mengurangi tekanan akibat perang dagang.
Meski demikian, kebijakan ini membawa implikasi yang perlu dicermati. Di satu sisi, pelonggaran moneter akan mendorong ekspansi kredit dan aktivitas ekonomi, terutama pada sektor-sektor yang sensitif terhadap suku bunga seperti properti, otomotif, dan UMKM.
Namun di sisi lain, penurunan suku bunga acuan berisiko mempersempit selisih imbal hasil (yield spread) antara aset domestik. Seperti, Surat Berharga Negara (SBN) dengan obligasi global, khususnya surat utang Amerika Serikat.
"Hal ini berpotensi mengurangi daya tarik portofolio asing, apalagi di tengah ketidakpastian arah kebijakan The Fed akibat kemungkinan lonjakan inflasi AS imbas tarif baru dari pemerintahan Trump," jelas Josua.
Jika inflasi AS meningkat dan mendorong perubahan arah kebijakan The Fed, maka investor asing bisa menjadi lebih berhati-hati dan melakukan rebalancing portofolio, yang pada akhirnya bisa memperlambat arus masuk modal asing ke pasar keuangan domestik.
Terkait prospek nilai tukar, Josua melihat fundamental rupiah masih cukup solid. Inflasi dalam negeri tetap rendah dan stabil, sementara cadangan devisa berada pada tingkat yang sehat.
Namun tantangan ke depan tetap ada, terutama potensi perubahan kebijakan moneter AS dalam jangka pendek hingga menengah. Hal ini bisa membatasi ruang penguatan rupiah, meskipun stabilitas diperkirakan tetap terjaga, didukung oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta sentimen positif dari kesepakatan dagang Indonesia-AS.
Senada, analis kebijakan ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani menuturkan pemangkasan suku bunga acuan BI akan memperluas likuiditas di pasar dan menjaga daya beli masyarakat tetap kuat.
"Harapannya, sektor konsumsi akan menguat dan menjadi motor penggerak untuk menjaga pertumbuhan ekonomi mencapai 5% pada kuartal ketiga 2025," ujarnya.
Ia juga memperkirakan nilai tukar rupiah akan tetap berada di kisaran Rp16.000-an, sesuai proyeksi dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2025 yang disusun pemerintah. (E-3)
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Dari sisi pendanaan, tren penurunan suku bunga acuan diperkirakan akan memperkuat likuiditas dan meningkatkan efisiensi struktur biaya dana.
Bank Sentral Amerika (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan untuk kelima kalinya tahun ini.
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Faisal menyatakan bahwa sebelumnya, CoRE Indonesia memprediksi pertumbuhan investasi Indonesia pada kuartal II hanya berada pada angka di atas 3%.
MENTERI Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyampaikan, capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,12% pada triwulan II 2025 tak lepas dari campur tangan pemerintah.
DIREKTUR Center Of Budget (CBA) Uchok Sky Khadafi meminta pengadilan untuk memiskinkan pihak yang dianggap bertanggung jawab dalam kasus investasi bodong
OJK mencatat, per 31 Juli 2025, IHSG menguat ke level 7.484, membukukan kenaikan 5,71% ytd.
Dari jumlah tersebut, 70% merupakan batu bara berkualitas rendah, sedangkan sisanya adalah batu bara berkualitas sedang dan tinggi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved