Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BI Rate tetap Dipertahankan 5,75 Persen

Naufal Zuhdi
23/4/2025 16:14
Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BI Rate tetap Dipertahankan 5,75 Persen
GUBERNUR Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.(Dok. Antara)

GUBERNUR Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyatakan bahwa BI tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 5,75% untuk menjaga inflasi tetap berada pada target sasaran, mempertahankan stabilitas nilai tukar rupiah hingga mendukung pertumbuhan ekonomi.

Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 April 2025 juga memutuskan untuk mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 5,00% dan suku bunga lending facility sebesar 6,50%.

“Keputusan ini konsisten dengan upaya menjaga prakiraan inflasi 2025 dan 2026 tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1 persen, mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental di tengah makin meningkatnya ketidakpastian global, serta untuk turut mendukung pertumbuhan ekonomi,” Perry dalam konferensi RDG BI, Rabu (23/4).

Ke depan, lanjut dia, Bank Indonesia akan terus mencermati ruang penurunan BI-Rate lebih lanjut dengan mempertimbangkan stabilitas nilai tukar rupiah, prospek inflasi, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi.

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran terus dioptimalkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Di sisi lain, BI telah memperkuat kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) pada 1 April 2025 untuk lebih mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja sejalan dengan program Astacita pemerintah.

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut menopang pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor perdagangan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

“Keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran akan terus diperkuat, demikian pula akseptasi pembayaran digital akan terus diperluas,” paparnya Perry.

Arah bauran kebijakan moneter, makroprudensial dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tersebut didukung dengan berbagai langkah kebijakan.

Kebijakan tersebut dilakukan mulai dari penguatan strategi stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental, penguatan strategi operasi moneter pro-market, penguatan implementasi kebijakan makroprudensial longgar, penguatan publikasi asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK), hingga penguatan akseptasi digital. (H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia
Berita Lainnya