Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INSTITUTE for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan perlunya Indonesia meningkatkan devisa hasil ekspor (DHE) agar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tumbuh (rebound). Peningkatan DHE itu bisa diimplementasikan untuk beberapa sektor.
Direktur Eksekutif Indef Esther Sri Astuti mengatakan, pemerintah bisa meningkatkan pendapatan dari hasil penjualan barang ke luar negeri itu melalui sektor perkebunan, kehutanan, perikanan, kelautan, mineral, batu bara, dan minyak bumi.
Selanjutnya, pemerintah dapat meningkatkan keuntungan hasil transaksi jasa di sektor pariwisata, serta pungutan tenaga kerja Indonesia di luar negeri dengan gaji tinggi (white collar).
Menurut dia, hal itu dilakukan supaya suplai mata uang asing, khususnya dolar Amerika Serikat (AS), kian banyak dimiliki oleh Indonesia. Sehingga investor kembali menyimpan dananya di pasar modal.
Namun, Esther berpendapat kembali pulihnya IHSG memerlukan waktu jangka panjang. "Jangka panjang akan pulih, syaratnya perbanyak suplai dolar AS. Caranya dengan meningkatkan devisa lewat ekspor, pariwisata, dan tenaga kerja Indonesia di luar atau white collar," kata dia. (Ant/E-1)
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Rencana kebijakan anyar mengenai DHE SDA telah dikaji dan dibahas dengan matang oleh pemerintah bersama Bank Indonesia.
Apindo juga menekankan pentingnya pengawalan terhadap pelaksanaan kebijakan itu agar insentif yang diberikan berdampak efektif pada dunia usaha.
Dengan penahanan DHE selama satu tahun, para eksportir perlu mendapatkan solusi yang menguntungkan ketika mereka membutuhkan rupiah.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) meminta pemerintah meninjau kembali kebijakan penahanan Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebanyak 100% dalam jangka satu tahun.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 30 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 2 poin atau 0,01% menjadi Rp16.197 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.195 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 26 Juni 2025, dibuka menguat sebesar 10 poin atau 0,06% menjadi Rp16.290 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.300 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu, 25 Juni 2025, menguat sebesar 98 poin atau 0,60% menjadi Rp16.256 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.354 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Selasa, 24 Juni 2025, menguat sebesar 111 poin atau 0,67% menjadi Rp16.381 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin, 23 Juni 2025, dibuka melemah sebesar 58 poin atau 0,35% menjadi Rp16.455 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.397 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan Kamis, 19 Juni 2025, dibula melemah sebesar 39 poin atau 0,24% menjadi Rp16.352 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.313 per dolar AS.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved