Headline
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
Perekonomian tumbuh 5,12% melampaui prediksi banyak kalangan.
DI tengah pesatnya perkembangan teknologi global, industri manufaktur di Indonesia dan kawasan sekitarnya (Asean) masih menghadapi tantangan signifikan dalam transformasi digital.
Banyak perusahaan masih bergantung pada proses manual dan padat karya serta ragu mengadopsi teknologi baru karena bingung memulai perubahan menuju smart factory.
Merespons hal itu, PT Gema Era Mitra Ananta melalui tiga foundernya, Harry Juanda, Yulius Hayden, dan Jamsuri, menawarkan solusi terkait smart manufacturing untuk mengubah paradigma operasional manufaktur dengan pendekatan yang disesuaikan khusus untuk kebutuhan lokal. Chief Executive Officer (CEO) PT Gema Era Mitra Ananta Harry Juanda menyampaikan ada beberapa produk andalan perusahaan tersebut yang dapat mendukung smart manufcaturing.
Di antaranya ialah returnable box yang dilengkapi integrated tracing berbasis RFID dan circulation system berbasis cloud. "Returnable box ini berbeda dengan kemasan sekali pakai konvensional sehingga mengurangi biaya logistik hingga 40%, atau setara dengan penghematan hingga Rp1,7 miliar per tahun bagi pabrik skala menengah," ungkap Harry, Minggu (9/3).
Boks tersebut menggunakan material khusus yang tahan lama dengan umur pakai 3 tahun-5 tahun, dibandingkan dengan kemasan sekali pakai. "Returnable box ini bisa saja ditiru perusahaan lain. Namun, kami memiliki sistem pelacakan real-time yang menurunkan tingkat kehilangan aset dari 15% menjadi hanya 0,5%," terangnya.
Dia melanjutkan produk itu juga sebagai inisiatif berkelanjutan dengan pengurangan limbah kemasan hingga carbon neutral. "Apalagi, produk kami ini sudah digunakan salah satu produsen sepeda motor terkemuka di Asia dan terbukti efektif," katanya.
Saat ini pihaknya melayani pembelian returnable box dengan kisaran harga Rp2-3 juta per boks dan sistem sewa pakai per boks Rp300 ribu per tiga bulan.
"Banyak produsen lebih tertarik memakai sistem sewa pakai, karena adanya sistem pelacakan real-time sehingga produsen tidak perlu menginventasikan dana besar membeli returnable box," pungkas Harry.
Chief Technology Officer PT Gema Era Mitraananta Yulius Hayden menambahkan sistem ini terbukti andal dengan catatan operasional tanpa gangguan berarti selama lebih dari lima tahun di beberapa perusahaan terkemuka.
“Kami memahami transformasi digital bukan proses instan. Pendekatan implementasi bertahap kami terbukti berhasil di berbagai industri," terangnya.
Sementara itu, Chief Operating Officer PT Gema Era Mitraananta Jamsuri menyatakan pihaknya ke depan memiliki visi fokus ekspansi ke industri food & beverages dan farmasi.
"Kami tidak sekadar menjual produk, tetapi juga menghadirkan solusi transformatif yang mengubah cara industri manufaktur beroperasi. Kami berkomitmen memberdayakan perusahaan Indonesia dan Asean bersaing di kancah global melalui adopsi teknologi yang tepat," tutupnya. (H-2)
Pengamat Nilai Indonesia akan Mengutamakan Market BRICS Dibanding AS
OTOMASI industri di Indonesia belakangan ini semakin berkembang seiring dengan kebutuhan berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Industri manufaktur dalam negeri masih mengalami tekanan di tengah dinamika ekonomi global dan banjirnya impor produk jadi di pasar domestik.
Data resmi menunjukkan angka kecelakaan kerja yang melibatkan peralatan berat masih jadi perhatian serius.
Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan industri atas alat berat yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
Pameran China (Indonesia) International E-commerce Industry Expo 2025 yang akan berlangsung pada 3-5 September 2025 akan berusaha mengundang Alibaba Group.
Pendidikan tinggi yang mengedepankan kekayaan budaya lokal dan kemitraan industri akan semakin relevan dalam menghadapi tantangan pariwisata masa depan.
Pelaku usaha utamanya industri garmen, tekstil, alas kaki, elektronik, dan furnitur diminta menggenjot kapasitas mereka menjelang penerapan tarif resiprokal
Nilai pasar kemasan kotak karton gelombang di Asia Tenggara diproyeksi meningkat sekitar 4% setiap tahun pada periode 2021-2026.
INDUSTRI alat kesehatan (alkes) dalam negeri menghadapi tantangan baru seiring dengan tarif impor yang ditetapkan sebesar 19% ke Amerika Serikat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved