Headline

Pengacara Tannos menggunakan segala cara demi menolak ekstradisi ke Indonesia.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Guru Besar IPB Desak Penghentian Impor Sapi India

Wisnu Arto Subari
01/2/2025 09:34
Guru Besar IPB Desak Penghentian Impor Sapi India
Petugas menyemprotkan disinfektan ke mobil pengangkut ternak di Pasar Hewan, Lumajang, Jawa Timur, Senin (13/1/2025).(Antara/Irfan Sumanjaya)

INDONESIA diminta menghentikan impor dari negara-negara yang bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) jika ingin terbebas dari virus yang menyebar melalui udara tersebut. India merupakan salah satu negara yang belum bebas PMK.

"Iya, iya. Kalau Indonesia mau ke arah sana ya seperti itu. Jadi tidak mengimpor dari negara-negara yang belum bebas PMK," ungkap Guru Besar IPB Prof Dwi Andreas Santosa dalam keterangan, Sabtu (1/2/2025).

Saat ini wabah PMK yang kembali merebak di tanah air dinilai Dwi Andreas Santoso sebagai gelombang kedua dari PMK yang terjadi pada 2022. "Dugaan saya, penyebab gelombang pertama ialah pembukaan pintu impor daging sapi dari India yang saat itu belum bebas PMK," ungkap Dwi Andreas.

Dugaan Dwi bahwa wabah PMK berasal dari India cukup beralasan karena Indonesia dinyatakan bebas PMK sejak 1990, sementara India belum bebas PMK. "Nah, dugaan saya ya pasti kemungkinan besar asalnya dari sana. Walaupun ada berbagai pendapat lain, tetapi dugaan saya dari sana," tegas Dwi.

Ia menjelaskan bahwa dampak wabah ini sangat signifikan bagi peternak dengan penurunan populasi sapi perah mencapai sekitar 80 ribu ekor. "Dari 580 ribu sapi perah pada 2021, jumlahnya turun menjadi 507 ribu pada 2022," tambahnya.

Sebelumnya, di tengah merebaknya wabah PMK, pemerintah tetap melanjutkan rencana impor daging dari India.  Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa mengatakan, pemerintah akan menugaskan BUMN Pangan untuk mengimpor daging kerbau setelah ada keputusan resmi pemerintah. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya