332,8 Triliun Kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang Lenyap dalam Sekejap

Media Indonesia
28/1/2025 22:13
332,8 Triliun Kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang Lenyap  dalam Sekejap
Ilustrasi(nvidia.com)

KEMUNCULAN startup generative aritificial intelligence (gen AI) DeepSeek asal Tiongkok menyebabkan sejumlah orang kaya ternama mengalami kerugian besar. DeepSeek mengguncang pasar saham Amerika Serikat dan menjadikan Nvidia, pemimpin AI asal Amerika, menjadi perusahaan yang paling terdampak.

Saham Nvidia anjlok hingga 17%, menyebabkan kapitalisasi pasar perusahaan menyusut sebesar Rp 9.424 triliun (USD 589 miliar). Kerugian ini tercatat sebagai yang terbesar dalam sejarah perusahaan tersebut.

CEO Nvidia sekaligus pemegang saham terbesarnya, Jensen Huang, kehilangan kekayaan sebesar Rp 332,8 triliun (USD 20,8 miliar).

Kekayaan bersihnya turun dari Rp 1.990,4 triliun (USD 124,4 miliar) menjadi Rp 1.659,2 triliun (USD 103,7 miliar), menjatuhkannya dari peringkat ke-10 ke peringkat ke-17 dalam daftar miliarder real-time Forbes.

Mengutip Forbes pada Selasa (28/1/2025), Huang kini berada di bawah taipan mode Spanyol Amancio Ortega, ahli waris Walmart (Rob Walton, Jim Walton, dan Alice Walton), serta nama-nama besar lainnya seperti Bill Gates, CEO Dell Michael Dell, dan mantan wali kota New York Michael Bloomberg.

Pendiri Oracle juga Terdampak

Kerugian besar juga dialami Larry Ellison, pendiri dan CEO Oracle, yang kehilangan Rp 441,6 triliun (USD 27,6 miliar) setelah saham Oracle turun 14%.

Ellison tergeser dari posisi ketiga ke posisi kelima dalam daftar orang terkaya dunia, di bawah CEO Meta Mark Zuckerberg dan bos LVMH Bernard Arnault.

DeepSeek berhasil mengguncang pasar dengan mengembangkan model bahasa besar (large language model) yang jauh lebih murah dibandingkan pesaing Amerika seperti ChatGPT dari OpenAI.

Hal ini memicu kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan teknologi besar mungkin harus mengurangi investasi besar-besaran pada teknologi AI generatif.

Apple dan Warren Buffett Untung

ironisnya, di tengah penurunan saham teknologi Amerika, Apple justru mencatat kenaikan saham lebih dari 3%. Analis percaya kenaikan ini terjadi karena investasi Apple di bidang AI tidak sebesar perusahaan teknologi lainnya.

Kenaikan saham Apple juga menguntungkan Berkshire Hathaway, perusahaan investasi milik Warren Buffett, yang memiliki kepemilikan signifikan di Apple.

Buffett menjadi miliarder Amerika yang paling untung hari itu, dengan tambahan kekayaan sebesar Rp 36,8 triliun (USD 2,3 miliar).

CEO Apple, Tim Cook, menambah kekayaannya sebesar Rp 368 miliar (USD 23 juta), sementara Laurene Powell Jobs, janda pendiri Apple Steve Jobs, memperoleh tambahan Rp 4,6 triliun (USD 289 juta).

AI DeepSeek Tantang Dominasi Nvidia

Pasar saham Amerika secara keseluruhan melemah pada hari tersebut, dengan indeks S&P 500 turun 1,5% dan Nasdaq yang sarat teknologi anjlok 3,1%. Penurunan ini terutama disebabkan oleh merosotnya saham Nvidia dan perusahaan teknologi besar lainnya.

DeepSeek, yang hanya membutuhkan perangkat keras Nvidia senilai Rp 89,6 miliar (USD 5,6 juta) untuk melatih model AI-nya, telah membuka peluang pengembangan AI canggih dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Faktor ini yang menjadikan DeepSeek sebagai penantang serius atas Nvidia yang sebelumnya sangat mendominasi perkembangan gen AI di Amerika Serikat. 

DeepSeek menunjukkan bahwa Tiongkok mampu bersaing dalam perkembangan AI dan gen AI. Keberadaan DeepSeek juga memunculkan pertanyaan apakah perusahaan teknologi besar di Amerika overvalued. (H-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya