Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Saham Nvidia (NVDA) naik sebanyak 2.6% sebelum pasar pada hari Selasa (28/1) setelah sebelumnya mengalami kerugian sebesar $600 miliar dari kapitalisasi pasar akibat munculnya startup generative AI DeepSeek dari Tiongkok.
Saham pembuat chip AI tersebut naik kurang dari satu poin persentase setelah pasar dibuka.
Jatuhnya saham Nvidia sebesar 17% pada hari Senin (27/1) dipicu oleh kekhawatiran investor terkait dengan model AI baru yang hemat biaya dari startup Tiongkok DeepSeek.
Beberapa analis Wall Street khawatir bahwa biaya yang lebih murah yang diklaim DeepSeek untuk pelatihan model AI terbarunya, karena penggunaan chip AI yang lebih sedikit, berarti perusahaan-perusahaan AS mengeluarkan uang terlalu banyak untuk infrastruktur kecerdasan buatan.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan komunitas investasi bahwa harga GPU (unit pemrosesan grafis, atau chip AI) Nvidia yang tinggi dapat berada di bawah tekanan dan permintaan semikonduktor dapat berkurang.
Penurunan kapitalisasi pasar Nvidia sebesar $589 miliar merupakan kerugian satu hari terbesar dalam sejarah pasar saham.
Pengumuman munculnya start up DeepSeek tidak hanya menurunkan Nvidia tetapi juga pasar secara keseluruhan, dengan Nasdaq yang sarat teknologi turun 3%.
Saham-saham chip turun secara keseluruhan pada hari Senin, tetapi beberapa nama mulai pulih pada Selasa pagi. Setelah turun lebih dari 17% di awal minggu, Broadcom (AVGO) naik sebanyak 3% sebelum pasar pada hari Selasa dan naik setengah poin persentase setelah pasar dibuka.
Nvidia sendiri tidak mengungkapkan banyak kekhawatiran atas desas-desus DeepSeek, menyebut R1 sebagai "kemajuan AI yang luar biasa" dalam sebuah pernyataan pada hari Senin.
Analis Wall Street terus mendalami kejatuhan pasar yang dipicu oleh DeepSeek. Mereka menyatakan skeptis terhadap rendahnya biaya DeepSeek untuk melatih model AI-nya dan implikasinya terhadap saham AI.
Analis JPMorgan (JPM) Harlan Sur dan analis Citi (C) Christopher Danley mengatakan dalam catatan terpisah kepada investor bahwa karena DeepSeek menggunakan proses yang disebut "distilasi" - dengan kata lain, DeepSeek mengandalkan model AI sumber terbuka Meta, Llama untuk mengembangkan modelnya. Biaya yang rendah di bawah $6 miliar untuk melatih model V3 terbarunya disebutkan tidak sepenuhnya menutupi biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut.
“Kami yakin sangat penting untuk memvalidasi biaya-biaya ini sebelum menarik kesimpulan,” tulis Sur.
“Mengingat Deepseek didasarkan pada pemanfaatan penyedia layanan cloud [Meta] dan AI masih dalam tahap awal, kami bersandar pada argumen pertumbuhan kuat yang berkelanjutan dalam belanja AI,” kata Danley.
Meski begitu, para analis yakin DeepSeek tidak mempunyai akses terhadap komputasi sebanyak kompetitornya yang lebih dulu ada di AS. (H-2)
PERUSAHAAN kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, dikabarkan akan mengalami pembatasan oleh pemerintahan Amerika Serikat.
Boeing dikatakan sudah menyiapkan pendanaan untuk hal ini. Bahkan mereka siap memberikan beasiswa untuk meningkatkan minat talenta sumber daya manusia di Indonesia
Nilai pasar Nvidia telah melebihi US$3 triliun, mengungguli Apple untuk menjadi perusahaan terdaftar publik kedua dengan nilai tertinggi di dunia.
Kekayaan bersih Jensen Huang turun dari Rp 1.990,4 triliun (USD 124,4 miliar) menjadi Rp 1.659,2 triliun (USD 103,7 miliar).
Adopsi platform NVIDIA Blackwell akan mempertegas langkah Indosat dalam mendorong pemanfaatan AI dan machine learning di Indonesia sebagai penggerak inovasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved