Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
APLIKASI chatbot berbasis kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok, DeepSeek, kini semakin populer dan mengalahkan dominasi platform besar seperti ChatGPT dan Meta AI.
Menurut laporan BBC pada Senin (27/1), sejak diluncurkan pada tahun 2023, DeepSeek berhasil meraih peringkat teratas sebagai aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store Amerika Serikat, Inggris, dan Tiongkok.
Aplikasi ini semakin menarik perhatian global setelah merilis model open-source terbarunya, DeepSeek-R1. Model tersebut diklaim mampu bersaing dengan teknologi raksasa seperti OpenAI dan Google dalam berbagai aspek penting, seperti penalaran matematis, efisiensi kode, hingga biaya operasional.
Dengan pendekatan yang inovatif, DeepSeek memperkenalkan cara baru dalam pengembangan AI yang tidak hanya efisien, tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan.
Salah satu keunggulan DeepSeek adalah penggunaan chip canggih yang dikembangkan tanpa bergantung pada impor dari AS. Teknologi ini memungkinkan aplikasi AI mereka untuk bekerja dengan daya komputasi yang lebih rendah dan biaya yang lebih hemat.
Hal tersebut dinilai mampu membawa perubahan besar dalam industri AI, sekaligus menjadi ancaman nyata bagi perusahaan AI asal Amerika, seperti OpenAI.
DeepSeek merupakan laboratorium penelitian dari perusahaan rintisan asal Hangzhou, Tiongkok, yang didirikan pada tahun 2023 oleh Liang Wenfeng melalui perusahaan berbasis kecerdasan buatan, High-Flyer. Liang Wenfeng, pria kelahiran 1985, merupakan lulusan Zhejiang University di bidang teknik elektronik dan informasi.
High-Flyer, yang awalnya berdiri pada tahun 2015, fokus pada pengembangan teknologi komputasi canggih untuk analisis data keuangan. Namun, pada tahun 2023, Liang memutuskan untuk mengalihkan fokus perusahaannya guna menciptakan DeepSeek, dengan visi menghadirkan model AI yang lebih inovatif.
Menurut laporan Japan Times pada Senin (27/1), DeepSeek meluncurkan model perdananya pada tahun 2023, diikuti oleh peluncuran DeepSeek R1 pada November 2024. Model terbaru ini dirancang untuk meniru cara berpikir manusia dan mendukung pengoperasian chatbot pada perangkat seluler.
Sebagai alternatif yang jauh lebih terjangkau dibandingkan OpenAI, DeepSeek juga meluncurkan situs antarmukanya pada Januari 2025.
Model DeepSeek R1 diklaim memiliki performa sebanding dengan model terbaru OpenAI, terutama dalam tugas-tugas seperti penalaran bahasa alami, pemrograman, dan matematika. Perusahaan ini dioperasikan oleh para lulusan universitas ternama di Tiongkok, seperti Peking University dan Tsinghua University.
Dengan kombinasi inovasi teknologi, efisiensi biaya, dan aksesibilitas yang lebih luas, DeepSeek berpotensi mengubah lanskap industri kecerdasan buatan, sekaligus menjadi pesaing serius bagi raksasa teknologi seperti OpenAI. (Ant/P-5)
Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif di era digital, kecepatan dan efisiensi komunikasi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan.
Paket langganan Deepseek pun dimulai dari USD0,50 (sekitar Rp8 ribu) per bulan, menjadikannya lebih terjangkau bagi pengguna global.
Chatbot berbasis kecerdasan buatan Lucie yang dikembangkan Linagora Group di Prancis dihentikan setelah memberikan jawaban yang tidak masuk akal.
Ribuan pengguna chatbot populer ChatGPT dari OpenAI melaporkan gangguan layanan, menurut situs pelacak gangguan Downdetector.com.
Namun berbeda pada Whatsapp yang bisa langsung ditemui saat membuka aplikasi, kehadiran fitur Meta AI di Instagram justru hanya bisa digunakan pada menu Direct Messenger (DM).
Pada April 2025 ChatGPT memiliki sekitar 600 juta pengguna aktif bulanan, terus meningkat jika dibandingkan data pada Agustus 2024 yang mencapai 200 juta pengguna.
Penggunaan ChatGPT yang semakin masif ternyata memiliki dampak dan risiko pada diri penggunanya dan juga secara lebih luas bagi budaya masyarakat.
Sebuah penelitian dari Institut Max Planck untuk Pembangunan Manusia di Berlin, Jerman, menyebut ChatGPT telah secara signifikan memengaruhi cara manusia berbicara.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Jumlah ancaman siber yang meniru ChatGPT meningkat sebesar 115% dalam empat bulan pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai 177 file.
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan profesional, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved