Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
APLIKASI berbasis kecerdasan buatan (Artificial Intelligent/AI) Deepseek berhasil mengukuhkan posisinya sebagai aplikasi paling banyak diunduh di Amerika Serikat (AS). Aplikasi asal Tiongkok itu berhasil menempati posisi puncak di Appstore untuk wilayah AS, menggeser posisi Chatgpt.
Dikutip dari Gsmarena, Deepseek Bukan hanya menjadi aplikasi teratas di AS, aplikasi chatbot itu pun menjadi aplikasi gratis nomor 1 di 51 negara versi Appstore. Lebih jauh lagi, aplikasi ini juga masuk dalam daftar 10 aplikasi gratis teratas di 111 negara di App Store dan di 18 negara di Google Play Store.
DeepSeek telah menjadi perbincangan hangat dalam beberapa waktu terakhir, terutama setelah merilis model AI terbaru mereka yaitu Deepseek R1. Model AI tersebut dilaporkan berhasil menyaingi model AI terbaik yang dimiliki oleh perusahaan-perusahaan barat, termasuk Chatgpt.
Keunggulan Deepseek R1 yaitu membuka peluang baru untuk inovasi yang lebih inklusif, yakni biaya pengembangannya yang hanya mencapai USD5,6 juta (sekitar Rp90 miliar), jauh lebih rendah dibandingkan Chatgpt yang membutuhkan miliaran dolar. Paket langganan Deepseek pun dimulai dari USD0,50 (sekitar Rp8 ribu) per bulan, menjadikannya lebih terjangkau bagi pengguna global.
Selain itu Deepseek juga memiliki kemampuan analitis tinggi. Deepseek R1 dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas kompleks seperti pengkodean, matematika, dan analisis data. Dalam uji kompetisi seperti Codeforces, Deepseek mampu mengungguli GPT-4 dan Llama 3.1. Meski begitu, Deepseek tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan politis dan pertahanan keamanan, khususnya mengenai Tiongkok.
Kehadiran Deepseek R1 bahkan cukup membuat ketar-ketir perusahaan teknologi barat, termasuk menyebabkan kekacauan besar di pasar saham saat ini dengan Nvidia jatuh sekitar 17% – kehilangan hampir USD600 miliar (sekitar Rp9.532 triliun) dalam kapitalisasi pasar, yang merupakan penurunan terbesar yang pernah terjadi bagi perusahaan AS. (M-1)
Pada April 2025 ChatGPT memiliki sekitar 600 juta pengguna aktif bulanan, terus meningkat jika dibandingkan data pada Agustus 2024 yang mencapai 200 juta pengguna.
Penggunaan ChatGPT yang semakin masif ternyata memiliki dampak dan risiko pada diri penggunanya dan juga secara lebih luas bagi budaya masyarakat.
Sebuah penelitian dari Institut Max Planck untuk Pembangunan Manusia di Berlin, Jerman, menyebut ChatGPT telah secara signifikan memengaruhi cara manusia berbicara.
KEPALA BRIN Laksana Tri Handoko menekankan Indonesia tak perlu ikut-ikutan jejak negara maju seperti Amerika Serikat yang menciptakan ChatGPT atau Tiongkok yang menciptakan DeepSeek dalam AI
Jumlah ancaman siber yang meniru ChatGPT meningkat sebesar 115% dalam empat bulan pertama 2025 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, mencapai 177 file.
Kecerdasan buatan (AI) semakin menjadi bagian penting dalam kehidupan profesional, khususnya dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.
Di tengah persaingan bisnis yang semakin kompetitif di era digital, kecepatan dan efisiensi komunikasi menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan.
Dengan pendekatan yang inovatif, DeepSeek memperkenalkan cara baru dalam pengembangan AI yang tidak hanya efisien, tetapi juga dapat diakses oleh semua kalangan.
Chatbot berbasis kecerdasan buatan Lucie yang dikembangkan Linagora Group di Prancis dihentikan setelah memberikan jawaban yang tidak masuk akal.
Ribuan pengguna chatbot populer ChatGPT dari OpenAI melaporkan gangguan layanan, menurut situs pelacak gangguan Downdetector.com.
Namun berbeda pada Whatsapp yang bisa langsung ditemui saat membuka aplikasi, kehadiran fitur Meta AI di Instagram justru hanya bisa digunakan pada menu Direct Messenger (DM).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved