Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Chief Economist & Head of Research Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto memprediksi Bank Indonesia (BI) akan menurunkan suku bunga acuan pada semester II 2025. BI belum akan berbuat banyak pada semester I mengingat kondisi pasar masih sangat fluktuatif.
"Dengan kondisi pasar yang masih berfluktuasi tajam dan antisipasi terhadap efek dari kebijakan Donald Trump, Bank Indonesia kemungkinan baru akan menurunkan suku bunga pada semester II 2025," ujar Rully dalam acara Media Day: January 2025-Secure Greater Returns with Dividend Stocks in 2025.
Tim Riset Mirae Asset memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 akan mencapai 5% dengan posisi suku bunga acuan 5,5% pada akhir tahun. Di sisi lain, pihaknya juga optimistis pasar modal Indonesia 2025 masih akan positif.
"Prediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 8.000 tahun ini dapat terealisasi di tengah potensi perang dagang di era pemerintahan Donald Trump Jilid 2 di AS," kata Rully.
Meskipun sekarang pelaku pasar masih menunggu berita positif dari global dan dalam negeri, lanjut dia, Mirae Asset masih optimistis terhadap pasar saham Indonesia karena dua faktor dari dalam negeri, yaitu inflasi yang stabil dan daya beli yang terjaga. Indonesia disebut terus menunjukkan penurunan angka inflasi karena didukung stabilitas harga bahan makanan.
Rully memperkirakan harga bahan makanan akan tetap stabil di tahun depan selama tidak ada gangguan cuaca ekstrem yang dapat mempengaruhi produksi pangan.
"Dengan stabilnya harga bahan makanan, serta pembatasan pemberlakuan efektif pajak pertambahan nilai (PPN) 12% oleh pemerintah khusus untuk barang dan jasa mewah, akan menjadi faktor positif dalam menjaga daya beli dan konsumsi masyarakat Indonesia," tandasnya. (Ant/Z-11)
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Kedua kepala negara juga sepakat untuk terus meningkatkan kerja sama. Selain itu, mereka menyempatkan untuk saling bertukar kabar.
Duta besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengatakan serangan ke Iran sebagai langkah bela diri.
Operasi penangkapan massal yang dilakukan pemerintahan Trump juga telah menciptakan rasa takut di tengah komunitas imigran.
Pemerintah Indonesia terus melakukan pendampingan melalui perwakilan RI di Amerika Serikat dengan bantuan konsuler.
KEMENTERIAN Luar Negeri (Kemenlu) RI mengungkapkan bahwa sudah ada 58 warga negara Indonesia (WNI) yang terdampak operasi penindakan imigran di Amerika Serikat hingga saat ini.
PRESIDEN Amerika Serikat Donald Trump menyatakan kesepakatan telah dicapai antara AS dan Tiongkok untuk meredam tensi perang dagang berkepanjangan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved