OJK: Pasar Modal Indonesia Tangguh dan Mampu Beradaptasi di 2024

Andhika Prasetyo
31/12/2024 07:57
OJK: Pasar Modal Indonesia Tangguh dan Mampu Beradaptasi di 2024
Ilustrasi(Antara)

Pasar modal Indonesia menunjukkan resiliensi di tengah tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri sepanjang 2024. Hal itu ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator, di antaranya stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat.

“Berkat kerja keras, sinergi, dan kerja sama yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan di industri pasar modal Indonesia, kita berhasil menghadapi berbagai tantangan tersebut dengan penuh optimisme. Bahkan, tidak hanya bertahan, tetapi juga terus mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang 2024, yang menjadi bukti nyata komitmen bersama dalam mendukung pertumbuhan dan stabilitas pasar modal di Tanah Air,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi di Jakarta, Senin (30/12).

Sampai 27 Desember 2024, IHSG ditutup di posisi 7.036,57, dengan kapitalisasi pasar tumbuh sebesar 5,05% year to date (ytd) menjadi senilai Rp12.191 triliun. Pasar Surat Utang Indonesia Composite Bond Index (ICBI) juga tumbuh ditutup di level 392,36, atau mencatatkan kenaikan sebesar 4,74% (ytd).

Kinerja reksa dana per 24 Desember 2024 dari sisi Asset Under Management (AUM) tercatat senilai Rp840,07 triliun atau meningkat sebesar 1,37% (ytd).

Dari pasar modal syariah, per 27 Desember 2024, Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tercatat diposisi 213,86 atau tumbuh sebesar 0,57% (ytd) dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp6.759,54 triliun, atau tumbuh sebesar 9,98% (ytd).

Dari aktivitas penghimpunan dana di pasar modal, hingga 27 Desember 2024 telah tercatat 187 penawaran umum, termasuk 35 emiten baru, dengan total nilai penghimpunan dana mencapai Rp251,04 triliun atau melampaui target yang senilai Rp200 triliun. Itu mencerminkan bukti nyata kepercayaan yang terus menguat terhadap pasar modal Indonesia.

Dari sisi transaksi perdagangan karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 27 Desember 2024, tercatat volume transaksi mencapai 908.018 ton CO2 ekuivalen, dengan total nilai transaksi akumulasi mencapai Rp50,64 miliar.

“Pencapaian ini menunjukkan respons positif terhadap inisiatif dan upaya mendukung transisi menuju ekonomi rendah karbon yang berkelanjutan,” kata Inarno. (Ant/Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya