Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Industrialisasi Jadi Agenda Utama Lima Tahun Mendatang

M Ilham Ramadhan Avisena
16/10/2024 14:33
Industrialisasi Jadi Agenda Utama Lima Tahun Mendatang
Ilustrasi(Antara)

Industrialisasi merupakan salah satu agenda utama yang bakal dijalankan pemerintah untuk merealisasikan pertumbuhan ekonomi tinggi. Itu dinilai akan melecut laju perekonomian yang selama ini terbilang belum cukup melesat secara optimal. Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti memastikan industrialisasi telah menjadi agenda prioritas dalam beberapa tahun ke depan. 

"Untuk 20 tahun ke depan kita harus tumbuh tinggi, rerata 6% dalam 20 tahun ke depan. Artinya, untuk bisa mendorong produktivitas, peningkatan total factor productivity, peningkatan pertumbuhan ekonomi potensial, maka salah satu yang berpeluang besar untuk meningkatkan itu adalah industrialisasi," ujar Amalia dalam diskusi bertajuk Urgensi Industrialisasi untuk Mencapai Pertumbuhan 8%, Jakarta, Rabu (16/10).

Industrialisasi menjadi penting lantaran itu merupakan jangkar dan tulang punggung bagi perekonomian nasional dalam jangka menengah panjang. Melalui penghidupan industri, produktivitas ekonomi dalam negeri dapat bergeliat. Selain itu, industrialisasi juga memiliki dampak terusan yang besar bagi sektor-sektor ekonomi lainnya. Di saat yang sama, menghidupi geliat industri juga akan mendorong penciptaan lapangan kerja secara luas. 

Lapangan kerja yang tercipta dari industrialisasi disebut lebih berkualitas lantaran masuk dalam kategori penyerapan tenaga kerja formal. "Karena memang kita tidak mau informal ini terus berada di dalam perekonomian kita, kita mau, 59% dari tenaga kerja kita bekerja sebagai pekerja informal," tutur Amalia.

"Itu menyebabkan produktivitas perekonomian rendah, kita harus bisa mengalihkan dari mana sektor yang informal ini untuk bekerja ke sektor formal, sehingga lebih produktif dan berkualitas," tambahnya. 

Setidaknya, agar ekonomi Indonesia bisa tumbuh tinggi, maka pertumbuhan di sektor industri pengolahan harus bisa mendekati 30% dari PDB. Itu diakui tak mudah lantaran kontribusi industri manufaktur terus turun dalam dua dekade terakhir menjadi di kisaran 18% terhadap PDB. 

"Oleh sebab itu salah satu caranya adalah perlu industrialisasi yang kuat dan terfokus. Kita tidak lagi bisa main dengan broad based policy. Kita harus mencontoh negara lain yang berhasil melakukan industrialisasi, selektif priority untuk industri, industrialisasi terfokus sehingga intervensi lebih targetted," jelas Amalia. 

Dalam lima tahun ke depan, misalnya, industri padat karya, pengembangan industri dasar, industri padat teknologi dan inovasi, hingga hilirisasi menjadi prioritas yang bakal diupayakan. Dari agenda hilirisasi, misalnya, sektor agro, tambang, dan ekonomi biru merupakan yang akan dioptimalisasi lebih dulu. 

"Itu potensi besar. Kalau kita bisa dorong itu, comparative advantage, kita dorong jadi keunggulan kompetitif. Jadi dari hal kita melakukan hilirisasi plus diversifikasi produk hilir. Ini yang akan bisa mendorong penciptaan multiplier effect, nilai tambah dalam perekonomian kita, itu akan mendorong penciptaan lapangan kerja yang lebih terstruktur," tutur Amalia. (Z-11)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya