Headline

Serangan Israel ke Iran menghantam banyak sasaran, termasuk fasilitas nuklir dan militer.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Belanja Negara Tembus Rp1.930,7 Triliun, untuk Apa Saja?

Insi Nantika Jelita
23/9/2024 16:53
Belanja Negara Tembus Rp1.930,7 Triliun, untuk Apa Saja?
Kemacetan saat jam pulang kerja di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (14/8/2024).(Antara/Indrianto Eko Suwarso)

HINGGA Agustus 2024, belanja negara menembus Rp1.930,7 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 58,1% dari total pagu anggaran. Belanja negara tersebut tumbuh sebesar 15,3% secara tahunan atau year on year (yoy).

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjabarkan belanja negara tersebut dipergunakan untuk kegiatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, pembayaran utang negara, program bantuan social, dan lainnya.

"Awal-awal tahun kita ada kebutuhan untuk pemilu dan kita juga membelanjakan utang dan beberapa bantuan sosial El-Nino. Itu semua menyebabkan belanja negara juga meningkat," ungkap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kinerja dan Fakta (KiTa) edisi September 2024, di Kantor Kemenkeu, Senin (23/9).

Baca juga : Kinerja Baik APBN Masih Terus Berlanjut

Untuk alokasi anggaran Pemilu 2022-2024 sebesar Rp71,2 triliun. Jika dijabarkan, alokasi anggaran pemilu di 2022 senilai Rp3,1 triliun, alokasi anggaran di 2023 sebanyak Rp29,9 triliun, dan alokasi anggaran di 2024 paling besar menembus Rp38,2 triliun. Sementara, untuk realisasi pembiayaan utang sampai 31 Agustus 2024 mencapai Rp347,6 triliun.

Hingga Agustus 2024, defisit APBN sebesar 0,68% terhadap produk domestik bruto (PDB), tepatnya sebesar Rp153,7 triliun. Hal ini merupakan selisih dari belanja negara yang sebesar Rp1.930,7 triliun dan pendapatan yang hanya Rp1.777,0 triliun.

"Dari sisi pendapatan negara telah terkumpul Rp1.777,0 triliun. Ini 63,4% dari target. Jumlah ini terkontraksi 2,5% yoy," imbuh Sri Mulyani.

Namun demikian, kontraksi pendapatan negara pada Agustus 2024 dikatakan lebih dibandingkan bulan-bulan sebulannya yang pernah mencapai 6%-8%. Pihaknya mengharapkan ke depan ada penambahan pendapatan negara, khususnya dari sektor perpajakan.

"Kita harapkan sampai akhir tahun kita bisa menjaga agar pendapatan negara bisa terus kejar sesuai dengan target," pungkas Menkeu. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya