Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dukung Implementasi ESG, Swasta dan BUMN Kolaborasi Lewat Hutan Wakaf

Naufal Zuhdi
13/9/2024 14:46
Dukung Implementasi ESG, Swasta dan BUMN Kolaborasi Lewat Hutan Wakaf
Peluncuran hutan wakaf di BEI.(MI/Naufal Zuhdi)

PERUSAHAAN swasta dan BUMN harus berkolaborasi aktif dalam mendorong ambisi pemerintah untuk memenuhi target Net Zero Emission (NZE) dalam Paris Agreement. Salah satunya adalah melalui penerapan Environment, Social, dan Goverance (ESG) sebagai bagian integral dari strategi bisnis.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Jeffrey Hendrik, mengatakan, berbagai indeks menunjukkan perusahaan yang lebih awal mengadopsi prinsip ESG cenderung menerima apresiasi yang lebih baik dari para investor.

"Saat ini, investor tidak hanya mempertimbangkan kondisi keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan, tetapi juga ESG sebagai faktor penting. Hal ini juga mendorong 97% perusahaan yang terdaftar di lantai bursa telah memberikan laporan keberlanjutannya di tahun 2023,” jelasnya dalam acara ESG Summit 2024 bertema ‘Sehati untuk Bumi’ yang diselenggarakan di Bursa Efek Jakarta, Jumat (13/9).

Baca juga : Grup Mind Id, PT Antam Bertahan di Jajaran Indeks ESG BEI

Prinsip ESG, sambung Jeffrey, telah diakui secara global dan diadopsi di Indonesia sebagai fondasi krusial dalam memastikan keberlanjutan bisnis. Di tengah tantangan krisis iklim yang semakin mendesak, seluruh pelaku usaha diharapkan untuk menerapkan praktik bisnis yang berkelanjutan yang tidak hanya memberikan dampak positif terhadap lingkungan, tetapi juga bersifat inklusif dengan melibatkan partisipasi publik dan masyarakat setempat.

Untuk mendukung penerapan ESG dan pencapaian Nationally Determined Contributions (NDC), BEI didukung oleh Mosaic (Muslims for Shared Action on Climate Impact) dengan memberikan manfaat jangka panjang bagi ekosistem dan masyarakat sekitar melalui hutan wakaf.

Project Lead MOSAIC, Aldy Permana, menjelaskan bahwa Mosaic sebagai organisasi civil society berkolaborasi dengan berbagai elemen pemangku kepentingan untuk membantu meningkatkan pengetahuan dan kapasitas masyarakat.

Baca juga : Peringkat ESG Pertamina Naik, Jadi Nomor Satu Dunia 

"Salah satu yang pasti kami perhatikan adalah metode yang partisipatif, sehingga ada pengukuran dampak yang menghindarkan implementasi ESG yang tidak holistik dan tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat," imbuh Aldy.

Wakaf Hutan, lanjut Aldy, merupakan inisiatif kampanye yang berupaya menggerakkan masyarakat untuk turut berkontribusi pada pengembangan hutan wakaf di Desa Cibunian, Bogor. Upaya ini berfokus pada ekstensifikasi berupa perluasan lahan dan intensifikasi penanaman pohon dan program lainnya yang akan bermanfaat secara ekologi, ekonomi, dan sosial.

"Saat ini baru ada sekitar 10 hektare hutan wakaf di seluruh Indonesia, dengan 2,5 hektare di antaranya berada di Bogor, Jawa Barat,” tambahnya.

Baca juga : Komitmen Terapkan ESG, ABM Grup Sabet Tiga Penghargaan

Sementara itu, Co-Founder Purpose Climate Lab Indonesia, Rika Novayanti, memberikan dukungannya untuk hutan wakaf sebagai inisiatif yang memiliki potensi kolaborasi strategis dalam penerapan ESG bersama pihak swasta di Indonesia.

"Ketika pemerintah menghitung NDC, kontribusi dari pihak swasta tidak dimasukan dalam kalkulasi tersebut, sehingga memberikan peluang pihak swasta untuk monetizing karbon. Jadi Wakaf Hutan adalah kesempatan kolaborasi yang baik, dan harapannya ke depan berbagai program yang sangat community-driven seperti ini dapat melakukan valuasi nilai karbon dari hutan wakaf yang dikembangkan sehingga menjangkau banyak pihak swasta untuk turut berkontribusi pada aksi menghadapi krisis iklim secara berkelanjutan,” beber Rika.

Dalam forum yang dihadiri oleh Duta Besar Singapura ini, para pemangku kepentingan berdiskusi mengenai implementasi prinsip ESG dan penerapannya di berbagai sektor di Indonesia, termasuk dalam bidang edukasi, penguatan regulasi, serta penyediaan insentif dukungan yang diperlukan.

“Aksi iklim berkelanjutan bukanlah perjalanan yang mudah dan kita tidak boleh menyerah. Indonesia memiliki banyak potensi, dan saya ingin melihat ASEAN yang lebih tangguh serta menjadi penggerak ekonomi masa depan," ungkap Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Kwok Fook Seng, yang juga terlibat aktif dalam proses adopsi Paris Agreement di negaranya.

Selain Wakaf Hutan, Mosaic juga melaksanakan berbagai inisiatif lainnya termasuk Sedekah Energi. Inisiatif ini bertujuan untuk menggalang partisipasi masyarakat dalam mendukung rumah ibadah terlibat dalam aksi iklim melalui penyediaan energi terbarukan seperti teknologi panel tata surya. Melalui Sedekah Energi, masjid di Sembalun, yang terletak di kaki Gunung Rinjani, serta di Bantul, Yogyakarta, kini telah mengakses sumber energi terbarukan secara mandiri. (J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani
Berita Lainnya