Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BI Diprediksi Kembali Tahan Suku Bunga Acuan

21/8/2024 11:04
BI Diprediksi Kembali Tahan Suku Bunga Acuan
Ilustrasi(MI)

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan Bank Indonesia (BI) akan kembali mempertahankan BI-Rate di level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Agustus 2024.

"Kami memperkirakan BI tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga," kata Josua di Jakarta, Rabu (21/8).

Menurut dia, meskipun kondisi pasar keuangan global telah membaik akibat sentimen risk-on yang didorong meningkatnya potensi penurunan suku bunga The Fed dan inflasi domestik yang stabil, BI masih akan mempertimbangkan ketidakpastian global, terutama terkait kondisi geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global yang diproyeksikan melambat.

Baca juga : BI Respons Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed

BI diproyeksikan akan mulai menurunkan BI-Rate setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed secara definitif menurunkan suku bunga acuan Federal Funds Rate (FFR).

"Ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat," ucap Josua.

"Perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran deficit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiscal," imbuhnya.

Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024

Josua melihat fundamental ekonomi Indonesia saat ini cukup solid dan masih prospektif. Sebagian besar tekanan berasal dari eksternal, terutama terkait dengan ketegangan geopolitik, suku bunga kebijakan global, dan kondisi ekonomi global.

"Jika tekanan eksternal mulai mereda, kami melihat adanya ruang yang cukup bagi BI untuk melakukan penurunan suku bunga," tuturnya.

Selain mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneternya, BI diperkirakan akan mempertimbangkan penerapan exit strategy dari kebijakan Sekuritas Rupiah BI (SRBI) dalam jangka pendek.

Ruang untuk pemangkasan BI-Rate semakin terbuka di paruh kedua tahun 2024 jika kondisi eksternal terus membaik dan mendukung sentimen risk-on, sehingga dapat mendukung terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah.

"Jika semua kondisi terbukti mendukung, ada kemungkinan BI akan mengalihkan fokus kebijakan moneternya dari stabilitas ke pertumbuhan," tandas Josua.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya