Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
Bank Indonesia terus memonitor dan mencermati perkembangan global, utamanya terkait kebijakan moneter dari The Federal Reserve (The Fed), bank sentral Amerika Serikat. Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi BI.
Hal itu disampaikan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti kepada pewarta seusai menghadiri pembukaan Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (Fekdi) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024, Jakarta, Kamis (1/8).
"Ekspektasi kita memang lebih konservatif di Desember. Kalau misalnya The Fed bisa cepat menurunkan di September, mestinya itu bisa lebih bagus. Jadi situasi high for longer-nya secara bertahap bisa turun," ujarnya.
Baca juga : The Fed Naikkan Suku Bunga ke Level Tertinggi. Prediksi Nilai Tukar Rupiah?
Sinyal The Fed yang akan menurunkan suku bunga acuan lebih cepat di September diungkapkan Chairman The Fed Jerome Powell. Itu ia sampaikan, setelah pada Rabu (31/7) waktu setempat, memutuskan bahwa The Fed menahan suku bunga di level 5,25% hingga 5,5% pada bulan ini.
Peluang pemangkasan suku bunga terbuka jika penurunan angka inflasi di Negeri Paman Sam terus berlanjut di tengah membaiknya kondisi pasar tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi yang tetap kuat. Diketahui The Fed menargetkan inflasi bergerak ke angka 2% dari posisi sekarang ini di angka 3% pada Juni 2024.
Destry menyampaikan, BI sedianya telah mengantisipasi dinamika kebijakan di AS, utamanya terkait suku bunga acuan. Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed di September itu juga disebut termasuk dalam skenario antisipasi moderat yang ditimbang oleh BI.
"Pokoknya kita sudah antisipasi bahwa The Fed akan turunkan suku bunga. Apalagi Eropa kan sudah menurunkan suku bunga, pasti bagus lah, insya Allah buat indonesia lebih bagus," pungkas Destry. (Z-11)
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved