Headline
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.
ANALIS kebijakan ekonomi Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Ajib Hamdani berpendapat dengan suku bunga acuan atau BI Rate yang kembali ditahan pada posisi 6,25% pada Juli 2024 dapat menjaga daya beli masyarakat.
Menurutnya, dengan keputusan Bank Indonesia yang menahan level suku bunga acuan dapat memberikan kepastian dalam dunia usaha di tengah kondisi global yang tidak menentu.
Hal ini pun akan membantu stabilitas harga pokok penjualan (HPP) dan dari sisi demand atau permintaan juga akan terjaga. "Dampaknya daya beli masyarakat terjaga," ujarnya kepada Media Indonesia, Rabu (17/7).
Baca juga : BI Rate Tetap, Rupiah Menguat 80 Poin
Selain itu, Ajib menyampaikan dengan tidak naiknya suku bunga acuan dapat menjaga minat penyaluran kredit. Dari catatan BI, pertumbuhan kredit pada triwulan II 2024 tetap tinggi sebesar 12,36% secara year on year (yoy) didorong oleh kuatnya sisi penawaran dan permintaan.
"Dengan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang tetap, suku bunga kredit juga cenderung tetap. Hal ini cukup positif buat pelaku usaha," ungkapnya.
Ke depan, Apindo berharap pemerintah dapat menciptakan intervensi moneter yang dibutuhkan untuk menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi. (Z-2)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 25 Agustus 2025, dibuka menguat 73,72 poin atau 0,94% ke posisi 7.932,57.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
Pengamat Perbankan & Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo mengatakan penurunan BI Rate sebesar 25 bps pada Rabu (20/8), memberikan sinyal pelonggaran kebijakan moneter.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI rate harus segera disambut pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga acuan atau BI Rate ke depan.
RAPAT Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 19–20 Agustus 2025 memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5%.
Para ekonom menyamaikan pandangan berbeda mengenai arah kebijakan suku bunga acuan (BI-Rate) periode Agustus 2025.
Pengamat Celios, Nailul Huda, memprediksi BI akan mempertahankan BI Rate, seiring keputusan The Fed dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung perubahan suku bunga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved