Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Penjualan Mobil Domestik Stagnan, Kenapa?

Insi Nantika Jelita
11/7/2024 16:53
Penjualan Mobil Domestik Stagnan, Kenapa?
Sejumlah pengunjung melintas di samping deretan mobil bekas yang dijual di Bursa Mobil WTC Mangga Dua, Jakarta, Jumat (29/3/2024).(Antara/Erlangga Bregas Prakoso)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) menyampaikan dalam 10 tahun terakhir, penjualan untuk kendaraan mobil di pasar domestik cenderung stagnan pada angka satu juta unit. Menurut pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (Ilmate) Putu Juli Ardika, diperlukan langkah-langkah strategis untuk dapat meningkatkan penjualan tersebut dengan pemberian stimulus.

"Diperlukan program untuk menstimulus pembelian mobil baru di masyarakat. Langkah yang dapat kita lakukan ialah memberikan insentif fiskal bagi kendaraan yang diproduksi di dalam negeri," tutur Putu dalam keterangan resmi dikutip Kamis (11/7).

Pemberian insentif tersebut diberikan kepada produsen otomotif yang memproduksi kendaraan dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) tertentu dan mengutamakan jenis-jenis kendaraan rendah emisi karbon. Selain itu, dukungan terkait pengendalian suku bunga dapat menjadi salah satu langkah untuk memberikan trigger atau rangsangan kepada masyarakat agar dapat membeli kendaraan roda empat baru.

Kemenperin mencatat sepanjang 2023, penjualan untuk kendaraan roda dua di pasar domestik sebesar 6,2 juta unit dan ekspornya mencapai 570 ribu unit. Sementara itu, ekspor kendaraan mobil sebesar 506 ribu unit untuk jenis completely build up (CBU) atau kendaraan yang diimpor langsung dari negara asal perakitannya dengan kondisi utuh dan 65 ribu unit mobil completely knock down (CKD) atau kendaraan yang diimpor yang belum dirakit secara utuh.

Putu menjelaskan merujuk kajian akademisi dari Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia, stagnasi penjualan mobil di Indonesia dipengaruhi penurunan daya beli masyarakat, sehingga menyebabkan masyarakat yang tidak dapat membeli mobil baru beralih untuk membeli mobil bekas. Oleh karena itu, lanjutnya, diperlukan pelonggaran suku bunga untuk pembelian mobil baru secara kredit. (Z-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya