Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
CRYPTO Analyst Reku Fahmi Almuttaqin menilai lesunya harga Bitcoin disebabkan beberapa faktor termasuk perubahan outlook suku bunga AS yang semakin memperkuat nilai dolar AS di tengah penurunan suku bunga beberapa bank sentral di kawasan lain seperti Eropa.
Berdasarkan CoinMarketCap pada Jumat pukul 12.00 WIB, harga Bitcoin menyentuh level 64.588 dolar AS atau setara Rp1,62 miliar (asumsi kurs Rp16.445 per dolar AS). Bitcoin mengalami penurunan harga 3,62 persen dalam sepekan terakhir.
Seperti dilansir dari Antara pada Jumat (21/6), Fahmi mengatakan bahwa sikap The Fed yang tetap konsisten agar perekonomian dapat mencapai target inflasi di level 2 persen membuat situasi suku bunga tinggi saat ini berpotensi terjadi hingga beberapa bulan ke depan.
Baca juga : Bitcoin Diperkirakan Berpeluang Kembali Tembus ATH
"Kondisi tersebut membuat dolar AS menjadi instrumen yang relatif menarik untuk menyimpan nilai aset para investor, sehingga investor cenderung memilih instrumen yang relatif lebih aman dan menghasilkan return yang cukup tinggi, dibandingkan aset kripto," kata Fahmi.
Dampak perubahan outlook suku bunga The Fed, pascapertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 12 Juni lalu juga tergambar pada ETF Bitcoin spot yang kemudian membukukan arus keluar (netflow) negatif selama empat hari berturut-turut mulai 13 Juni hingga 18 Juni 2024, setelah sebelumnya sempat membukukan rekor netflow positif beruntun selama 19 hari.
Mengacu data Coinglass, ETF Bitcoin spot mengalami arus keluar relatif signifikan dengan total arus keluar mencapai 878,9 juta dolar AS dalam tujuh hari perdagangan terakhir.
Baca juga : Dollar Cost Averaging Kunci Hadapi Halving Day Bitcoin
Meski begitu, Fahmi mengatakan bahwa meningkatnya jumlah likuiditas di Amerika Serikat (AS) mengindikasikan potensi aliran dana yang signifikan ke pasar kripto apabila situasi dovish atau tren penurunan suku bunga mulai terjadi.
Di sisi lain, sejumlah aset kripto lainnya atau Altcoin justru mengalami kenaikan di tengah melemahnya Bitcoin. Berdasarkan CoinMarketCap, XRP menghijau 2 persen dalam 24 jam. Selain itu, koin meme Brett (Based) menghijau 4 persen. Kemudian Lido DAO (LDO) juga mengalami kenaikan hingga 3,36 persen.
Adapun menurut indikator CryptoQuant, saat ini di antara Ethereum dan Bitcoin dapat dikatakan sebagai fase awal altseason, di mana Altcoin biasanya akan cenderung menorehkan performa harga yang lebih baik dari Bitcoin.
Baca juga : Bappebti Optimistis Tren Positif Pasar Kripto Terus Berlanjut
Fahmi mengatakan, situasi ini menarik untuk dimanfaatkan oleh para investor yang berminat dengan Altcoin untuk berinvestasi di aset kripto potensial selain Bitcoin.
Namun sebelum memilih Altcoin, imbuh dia, investor juga perlu melihat dari kekuatan inovasi dan teknologinya, apakah Altcoin tersebut membawa nilai baru yang unik yang mungkin akan diapresiasi oleh para investor aset kripto.
"Selain itu, perlu juga diperhatikan nilai merk atau popularitas serta seberapa besar komunitas dari aset kripto tersebut. Hal ini penting karena akan memengaruhi kekuatan pasar baik dari token maupun produk yang dikembangkan," kata Fahmi. (Z-6)
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Kami perkirakan FFR akan turun dua kali yaitu sekitar bulan September sekali dan di bulan Desember
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Kamis 8 Mei 2025, dibuka menguat 19,75 poin atau 0,29% ke posisi 6.945,98.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada perdagangan Rabu 7 Mei 2025, dibuka menguat 27,05 poin atau 0,39% ke posisi 6.925,25.
Kepala Ekonom Trimegah Sekuritas Fakhrul Fulvian meramalkan Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) akan mempertahankan suku bunga acuan fed fund rate.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved