Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
DIREKTUR Ketersediaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Budi Waryanto menyatakan bahwa masalah ketersediaan stok pangan yang saat ini terjadi salah satunya disebabkan oleh fenomena iklim atau climate change.
"Tapi kita sudah mengantisipasi sejak lama. Kami sebenarnya tidak hanya mengantisipasi perubahan iklim ekstrem saja yang kita amati 2 tahun terakhir terkait dengan penyediaan pangan. Karena mau tidak mau, suka tidak suka, Indonesia tidak seluruhnya bisa menghasilkan pangan dari dalam negeri," katanya pada Selasa (5/3).
Sebagai contoh, beberapa komoditas pangan yang saat ini masih mendapatkan suplai dari impor adalah daging, gula, bawang putih, dan juga kedelai.
Baca juga : Masuk Musim Hujan, Jokowi Minta Para Petani Segera Lakukan Penanaman
"Secara komprehensif, iklim iya (berpengaruh), tapi hal lain yang kita amati adalah ketidakstabilan geopolitik. Kita sudah amati Ukraina sebagai sumber impor gandum kita itu terganggu," jelas dia.
Selain itu, lanjut Budi, beberapa tahun lalu ada penyakit mulut kuku (PMK) pada sapi-sapi yang ada di Indonesia sehingga menyebabkan terganggunya ketersediaan daging.
"Dari semua ini memang yang ada dilakukan Badan Pangan Nasional jangan sampai kita terperosok kepada masalah krisis pangan. Sehingga kita mengidentifikasi bagaimana kesediaan pupuk untuk produksi dalam negeri karena kalau urea mungkin Indonesia masih cukup, tapi beberapa bahan baku pupuk untuk kalium, fosfat, kita mengimpor dari Ukraina, Rusia dan sebagainya," ungkap Budi.
Baca juga : Bulog dan Bapanas Pastikan Stok Beras di Grosir-Grosir Tersedia
Namun, dari semua permasalahan tersebut, di 2023 yang sangat dominan memberikan dampak terhadap masalah ketersediaan pangan adalah masalah iklim atau lebih tepatnya adalah fenomena El Nino.
Sebagaimana diketahui, di 2024 tepatnya Januari produksi beras Indonesia hanya sebanyak 0,86 juta ton dan di Februari hanya 1,38 juta ton. Sedangkan untuk Maret diperkirakan produksi beras sebanyak 3,84 juta ton dan di April sebanyak 4,92 juta ton.
"Selama 4 bulan ini produksinya dibanding tahun 2023 itu dibawah. Dan secara bulanan, Januari-Maret produksi beras di bawah dari produksi 2-3 tahun lalu, sehingga ini yang menyebabkan salah satunya kita sudah mengantisipasi merupakan musim paceklik yang luar biasa," terang Budi.
Baca juga : Saat Kunjungan ke Sumsel, Mentan SYL Pastikan Kondisi Beras Nasional Aman
Adapun upaya yang dilakukan oleh Bapanas yang berfungsi menjaga ketersediaan pangan agar segera dapat diakses oleh masyarakat .
"Ada Perpres 125 Tentang CBP, Bulog sebagai operator ditugaskan minimal 2,4 juta ton setiap tahun dimana outletnya diberikan kepada bantuan pangan," ujarnya.
Berikutnya, Bapanas juga memberikan beras stabilisasi pasokan harga pangan (SPHP) ke pasar tradisional maupun untuk ritel modern. Selain itu Bapanas juga bersinergi dengan pemerintah daerah (pemda) menggencarkan gerakan pangan murah. (Fal/Z-7)
DPRD Kota Bogor meminta tambahan titik-titik operasi pasar tersebut sebelum memasuki Ramadan, untuk menjaga daya beli masyarakat secara merata.
Apabila daerah-daerah sentra penghasil komoditas tersebut sudah mulai surut dan diikuti dengan petani yang akan menanam bawang merah lagi
DELEGASI negara-negara ASEAN menghadiri pertemuan ke-43 ASEAN Food Security Reserve Board (AFSRB) di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Rabu (7/6)
MENTERI Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, meski ada dampak kekeringan akibat el nino, namun hanya sedikit.
KEPALA Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menjelaskan food loss and waste atau sampah makanan di Indonesia menjadi salah satu yang tertinggi.
Sejak April 2023, presiden merestui penyaluran bantuan pangan mengenai untuk pengentasan tengkes.
BADAN Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi bahwa kondisi cuaca ekstrem berupa curah hujan sangat tinggi akan terus bertahan hingga Maret-April 2025.
PLN terus mengupayakan penanganan pemulihan gardu listrik yang rusak akibat cuaca ekstrem
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geosofika (BMKG) memprakirakan hujan akan terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat (Jabar) dalam sepekan ke depan.
Oktober merupakan masa transisi anomali cuaca. Pasalnya, pada momen itu terjadi peralihan dari musim kemarau ke hujan.
Nenek dan seorang cucunya yang berusia 1 tahun tewas tertimbun longsor di Ciamis, Jawa Barat.
Kecamatan Ciwidey, Kecamatan Dayeuhkolot dan Kecamatan Cicalengka terendam banjir pada Kamis (30/11) malam.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved