Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru: beras biasa dan beras khusus. Klasifikasi ini ditentukan berdasarkan jenis, bukan penampilan.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menyampaikan kebijakan ini usai rapat lanjutan terkait manipulasi harga dan praktik beras oplosan, Jumat di Jakarta. Ia mencontohkan beras japonica, basmati, dan ketan sebagai jenis beras khusus yang akan diatur melalui izin resmi.
“Selama ini medium dan premium isinya sama, tapi harga berbeda karena tampilan kemasan. Ada yang Rp12.500, Rp13.000, sampai Rp18.000, padahal kualitas tidak sesuai. Ini tidak boleh lagi,” tegas Zulhas.
Untuk beras biasa, harga akan dikendalikan oleh Badan Pangan Nasional (Bapanas), tanpa lagi membedakan antara medium dan premium.
Zulhas menambahkan, perubahan ini muncul akibat maraknya praktik beras oplosan—beras medium dikemas dan dijual sebagai premium—yang merugikan konsumen. Ia menegaskan beras adalah kebutuhan pokok yang harus dijaga kejujurannya demi kepentingan rakyat.
Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi, menegaskan nantinya hanya akan ada satu harga eceran tertinggi (HET) untuk beras biasa.
“Tidak ada lagi HET medium atau premium. Cukup satu harga maksimum,” ujarnya.
Arief juga menekankan bahwa meskipun klasifikasi disederhanakan, kualitas beras yang beredar tetap harus bagus. Konsumen nantinya akan memilih berdasarkan kepercayaan pada merek, bukan label kualitas yang bisa menipu. (Z-10)
PRESIDEN Prabowo Subianto mengancam agar tidak ada pihak yang bermain-main dengan kebutuhan pangan. Soal permasalahan beras, ia memperingatkan penggilingan beras skala besar
Agen menghentikan pasokan kendati pedagang telah mengorder. Kalaupun ada pengiriman beras, jumlah tidak sesuai pesanan.
MENTERI Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyatakan bahwa stok cadangan beras pemerintah (CBP) masih dalam angka aman. Sebelummya diberitakan beras premium dan medium mulai langka
Sejak 8 Agustus 2025, ribuan kilogram beras telah disalurkan kepada masyarakat di berbagai kabupaten/kota di Lampung.
Peneliti Center of Reform on Economic (CoRE) Eliza Mardian menanggapi penghentian operasional sekitar 30% pengusaha penggilingan kecil di Jawa Tengah.
30 persen dari total 29 ribu pengusaha penggilingan di Jawa Tengah (Jateng) tidak beroperasi. alasannya mereka tidak mampu membeli harga gabah.
PUBLIK disibukkan oleh pembahasan rencana pemerintah menghapus beras premium dan medium saat ini. Ke depan, hanya ada beras umum atau beras reguler dan beras khusus.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved