Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP) kembali menunjukkan inisiatif untuk mengurangi emisi karbon dengan mengukuhkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya Atap (PLTS Atap) tahap II yang terpasang di area operasional perusahaan.
Tahap II dari PLTS atap ini diresmikan Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Mohamad Priharto Dwinugroho, beserta jajaran manajemen GRP, TotalEnergies ENEOS, PLN UPT Bekasi, dan PLN UP3 Cikarang, di Cikarang, Jabar, Kamis (22/2).
Pemasangan PLTS Atap ini menegaskan komitmen GRP sebagai bagian dari strategi net zero emission (NZE) yang diumumkan sebelumnya.
Baca juga : CKB Logistics Raih Dua Penghargaan Ajang ILA 2023
Dengan peresmian ini, total kapasitas listrik terpasang dari energi surya dari GRP mencapai 9,3 MWp (megawatt peak) sehingga menjadikannya salah satu PLTS Atap terbesar di Jawa Barat.
Tahap I memiliki kapasitas 0,9 MWp, sedangkan tahap kedua memiliki kapasitas 8,4 MWp. GRP menargetkan kapasitas PLTS Atap terpasang sebesar 33 MWp, yang direncanakan selesai pada 2025 serta diharapkan dapat mengurangi emisi karbon sekitar 47.400 ton per tahun.
Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Mohamad Priharto Dwinugroho mengapresiasi inisiatif GRP tersebut.
Baca juga : Dukung Industri Tenaga Surya, UOB Indonesia Luncurkan U-Solar 2.0
"Kementerian ESDM terus mendorong partisipasi aktif pelaku usaha dalam mendukung pencapaian target NZE pada 2060 atau lebih cepat dan pencapaian target bauran energi nasional sebesar 23% dari energi baru dan terbarukan (EBT) pada 2025."
"Salah satu program strategis dalam upaya ini adalah pengembangan PLTS Atap secara luas. Tindakan GRP adalah contoh nyata dari kepedulian lingkungan dan sebagai kontribusi swasta dalam mendukung tujuan pemerintah," ungkapnya, dalam siaran pers, Jumat (23/2).
Industri baja berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut data Kementerian Perindustrian, konsumsi baja dalam negeri selama lima tahun terakhir mencapai rata-rata 15,62 juta ton per tahun.
Baca juga : Instalasi PLTS Atap Kian Diminati Sektor Komersial dan Industri
Namun, tantangan baru muncul bagi industri baja akibat komitmen global untuk mencapai target NZE karbon pada pertengahan abad ini. Produksi baja secara global menyumbang sekitar 7% dari total emisi karbon.
Dengan permintaan baja yang diperkirakan meningkat sekitar 15%-20% antara 2030 dan 2050, produsen baja harus lebih proaktif mengelola risiko lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG) pada semua rantai nilai.
Presiden Direktur GRP Fedaus menyampaikan PLTS Atap yang terpasang di area operasinal tersebut sejalan dengan lima pilar ESG GRP, terutama pilar nomor tiga tentang transisi energi dan solusi rendah karbon.
Baca juga : Dirjen Migas ESDM Tanggapi Menperin Ingin HGBT untuk Semua Industri
"Perusahaan merespons serta mengelola risiko dan peluang terkait iklim sepanjang rantai nilai. Dengan terpasangnya PLTS Atap tahap II ini, secara total GRP mengurangi emisi karbon hingga sekitar 1.500 ton Co2e,” ujar Fedaus.
GRP bekerja sama dengan TotalEnergies ENEOS, yang bertanggung jawab dalam desain dan pemilihan mitra EPC (engineering, procurement, construction) terpercaya untuk pelaksanaan konstruksi setiap tahapan proyek PLTS Atap.
Dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, PLTS Atap ini dilengkapi sejumlah sensor untuk memantau radiasi, temperatur, kecepatan angin dan suhu sekitar.
Sistem juga akan bekerja dengan pemantauan jarak jauh yang mengirim data analisis performa dengan menampilkan jejak karbon. (S-2)
PT Blasfolie Internasional Indonesia, salah satu perusahaan kemasan plastik di Indonesia yang berdiri pada 2015, meresmikan instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
Percepatan pemanfaatan PLTS Atap khususnya di bangunan pemerintah, fasilitas publik, dan sektor bisnis, di Bali, merupakan satu dari tiga arah kebijakan untuk mewujudkan Bali Mandiri Energi.
Kerja sama ini bersifat eksklusif dan mencakup pengembangan sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk kawasan industri yang pasokan listriknya berada dalam cakupan layanan PT Bekasi Power.
Pemerintah Indonesia mengantongi komitmen pendanaan untuk pembangunan PLTS Terapung Saguling sebesar US$60 juta atau setara Rp994,68 miliar dari tiga mitra internasional.
PT PLN bersama dengan perusahaan energi baru dan terbarukan (EBT) asal Uni Emirat Arab, Masdar, menjajaki kerja sama pengembangan kapasitas proyek PLTS Treapung Cirata.
Meski potensi teknis energi terbarukan Indonesia mencapai 3.700 GW, pemanfaatannya masih jauh dari optimal, terutama untuk pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan tenaga bayu (PLTB).
Melalui Midea Blue Wave, Midea menegaskan bahwa bisnis yang berkelanjutan adalah bisnis yang peduli pada lingkungan dan komunitas.
Proyek yang dijalankan sejak 2022 ini berhasil mengurangi emisi karbon lebih dari 110 ton CO2e di area Cakung saja dengan capaian 8% untuk armada dan 22% untuk konsumsi listrik warehouse.
MEMPERINGATI Lingkungan Hidup Sedunia 5 Mei 2025, PT Pertamina (Persero) meluncurkan program Jejak Keberlanjutan untuk meningkatkan literasi para Perwira Pekerja Pertamina tentang keberlanjutan (sustainability).
Teknologi Carbon Capture Storage/Carbon Capture Utilization and Storage (CCS/CCUS) menjadi penting di masa ini karena dapat mendukung pengurangan emisi pada berbagai sektor industri.
Hanya dengan mengganti truk pengangkut berbahan bakar solar ke kendaraan listrik, emisi gas rumah kaca bisa ditekan hingga 4.000 ton per tahun.
PalmCo menegaskan komitmen dalam mendukung agenda dekarbonisasi nasional dan mempercepat langkah menuju target Net Zero Emisi melalui implementasi strategi keberlanjutan
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved