Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
PENGAMAT pertanian dari Center of Reform on Economic (Core) Eliza Mardian berpendapat ada yang tidak wajar dari langkah pemerintah yang mengimpor jutaan ton beras di awal tahun. Menurutnya, jika tujuan impor beras untuk menutupi kebutuhan dari kekurangan produksi dalam negeri, mestinya pembelian beras dari luar negeri dilakukan setelah panen raya yang diperkirakan terjadi pada akhir Maret hingga awal April mendatang.
"Betul, tidak wajar. Untuk apa impor jika sebentar lagi kita akan panen? Maret itu akan mulai panen. Distribusi berasnya kemana selama ini? Ini kan yang mesti ditelusuri," tegasnya saat dihubungi Media Indonesia, Selasa (20/2).
Eliza menuding ada yang tidak beres dengan tata kelola perberasan nasional di tahun politik. Berdasarkan catatannya, stok beras nasional di awal tahun 2024 mencapai 6,71 juta ton. Dengan rata-rata kebutuhan konsumsi beras nasional sebesar 2,5 juta ton per bulan, stok awal beras nasional tersebut seharusnya dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga panen raya di bulan depan.
Baca juga : Awal 2024, RI Impor Beras 1 Juta Ton dari Thailand-Pakistan
Namun, akibat kebijakan pemerintah yang masif mengucurkan bantuan sosial (bansos) pangan menjelang pencoblosan Pemilu 2024, membuat stok cadangan beras pemerintah (CBP) kian menipis. Eliza mengendus ada permasalahan pada distribusi beras.
"Stok beras yang ada seharusnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga masa panen raya. Namun, narasi yang beredar adalah kelangkaan, defisit," ungkapnya.
"Padahal kalau mengacu kepada data awal stok beras itu tidak demikian. Berarti, ada masalah dalam hal penyaluran. Tata kelola pangan kita karut marut, kian kronis, tapi belum juga dibenahi," tegas pengamat Core.
Baca juga : Pemerintah bakal Impor 2 Juta Ton Beras Tahun Ini
Eliza pun meminta kepada pemerintah untuk melakukan importasi beras dengan terukur. Pasalnya, dengan penambahan stok beras menjelang panen raya, dikhawatirkan menyebabkan harga gabah anjlok.
Dihubungi terpisah, Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menyampaikan per Jumat (16/2), realisasi volume impor beras sebesar 326 ribu ton. Kemudian, sebanyak 670 ribuan ton lebih beras masih dalam pengiriman atau berada di kapal.
"Yang 670 ribuan ton beras itu akan sampai pada 23 Maret 2024. Jadi, ini masih bergerak terus," katanya saat dikonfirmasi Media Indonesia.
Baca juga : Harga Beras Melambung, Gagal Panen dan Pemilu jadi Pemicunya
Ketut menerangkan pemerintah telah memutuskan akan mengimpor 3,6 juta ton beras di tahun ini. Ia menyebut tujuan dibukanya keran impor beras di awal tahun untuk menekan harga beras, karena pasokan dalam negeri yang terbatas. Produksi beras pada Januari dan Februari diperkirakan menipis lantaran masa tanam padi yang mundur dari Oktober dan November 2023 ke Desember akibat El Nino.
Selain itu, keputusan importasi beras sebagai antisipasi untuk gagal panen di sejumlah wilayah Indonesia.
"Kita sulit memprediksi cuaca sekarang, kalau hujan deras dan angin kencang bisa gagal panen. Impor jalan terus, tapi ketika panen raya kita tahan dulu (impornya)," pungkasnya.
Baca juga : Kepala Bapanas Bantah Politisasi Bantuan Pangan
(Z-9)
PEMERINTAH mengklaim berhasil mencetak tonggak sejarah baru dalam penguatan ketahanan pangan nasional.
Wamentan Sudaryono mengungkapkan bahwa ada beberapa pihak yang ingin Indonesia mengimpor beras di saat produksi beras yang saat ini sudah cukup tinggi.
PRESIDEN Prabowo Subianto menyebut ada sejumlah negara yang berminat membeli beras produksi Indonesia..
Perlu upaya serius serta strategi yang tepat untuk meningkatkan produksi bahan pangan dalam negeri agar dapat mengurangi volume impor dan mewujudkan swasembada pangan.
Beras dari beberapa negara mulai turun dari sekitar US$540-US$590 dan turun lagi hingga US$430-US$490 per metrik ton.
Presiden Prabowo Subianto berencana untuk tidak mengimpor beras di 2025. Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
BADAN Pangan Nasional (Bapanas) akan menugaskan Perum Bulog untuk menambah serapan beras satu juta ton sampai akhir tahun ini.
Ketua Bapanas Arief Prasetyo Adi menerima kunjungan Menteri Pertanian Jepang Taku Eto. Pertemuan tersebut membahas terkait kerja sama ekspor-impor. Ekosistem pangan di Indonesia
Bapanas telah melaksanakan pemantauan pasokan dan harga pangan di wilayah Kota dan Kabupaten Bandung pada 24-25 Maret 2025.
Sekretaris Utama (Sestama) Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy memaparkan bahwa produksi beras di tahun ini akan mencapai 32,29 juta ton.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved