Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Presiden Optimis Ekonomi Indonesia Lebih Baik di 2024

M Ilham Ramadhan Avisena
22/12/2023 15:59
Presiden Optimis Ekonomi Indonesia Lebih Baik di 2024
Presiden Joko Widodo(Antara)

PRESIDEN Joko Widodo mengaku optimistis perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh kuat di 2024. Namun optimisme itu tak serta merta meluruhkan kewaspadaan atas risiko ketidakpastian dunia yang saat ini masih cukup tinggi.

"Kita inginnya pertumbuhan ekonomi kita tumbuh lebih baik, tetapi tetap harus dalam posisi kehati hatian, ekspansif boleh, tetapi juga dalam kalkulasi super hati hati," ujarnya dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia bertajuk Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global, Jakarta, Jumat (22/12).

Kepala Negara mengatakan, berdasarkan laporan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) ada 96 negara yang memiliki utang berlebih. Sementara 32 negara memiliki kondisi fiskal yang tertatih-tatih.

Baca juga : Pilpres 2024, Presiden Minta Pengusaha Tak Perlu Risau

Kondisi itu menggambarkan rapuhnya perekonomian dunia saat ini pascacovid-19 dan berkembangnya fragmentasi geopolitik. Beruntungnya, Indonesia menjadi salah satu yang dikecualikan dari keterpurukan ekonomi dunia. Karenanya, Jokowi, sapaan karib Joko Widodo, mendorong Indonesia harus optimistis.

"Memasuki tahun 2024 ini kita tidak punya alasan untuk tidak optimis, tahun 2024 saya namai tahun yang harus penuh optimis. Angka-angkanya sudah disampaikan oleh Pak Menko Perekonomian, kita memiliki modal untuk optimis itu baik modal ekonomi maupun modal politik," tuturnya.

Baca juga : Ini 3 Mesin Pendorong Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2023 yang mencapai 4,94% menjadi salah satu modal Indonesia. Kinerja itu juga diikuti oleh angka inflasi yang berada di level 2,86%, sementara banyak negara masih kesusahan menjinakan inflasi yang secara global berada di level 7,2%.

Modal lain yang dimiliki Indonesia ialah tingkat penyerapan tenaga kerja mengalami kenaikan menjadi 4,5 juta orang pada Agustus 2023. Lalu Purchasing Manager's Index (PMI) manufaktur Indonesia masih berada di zona ekspansif, yakni 51,7.

Itu diiringi pula oleh kondisi neraca dagang yang masih mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut-turut. Modal berikutnya, kata Jokowi, ialah keyakinan konsumen yang terjaga di level optimis dengan indeks 123,6.

"Tidak ada alasan untuk memasuki pesimisme di 2024. Saya masih optimis pertumbuhan ekonomi kita masih di kisaran 5%. Namun kalau orang Jawa bilang, tetap eling ling waspodo, ketidakpasitan global masih berlanjut, konflik Timur Tengah yang bisa memicu kenakan minyak global masih ada," jelas Jokowi.

Selain indikator-indikator tersebut, keyakinan untuk optimis pada perekonomian nasional juga dipicu oleh kondisi politik dalam negeri yang aman. Kepala Negara menilai situasi politik Indonesia menjelang Pemilu 2024 jauh lebih tenang dan damai dibanding dua pemilu sebelumnya.

"Optimisme saya di 2024 juga didasarkan pada kondisi politik. Kalau bapak ibu turun ke masyarakat daerah ke desa, sering turun ke daerah-daerah, bapak ibu bisa merasakan rakyat itu santai-santai saja. Pergi ke desa, ke daerah, rakyat santai santai saja, sangat beda sekali dengan 2014 dan 2019 artinya masyarakat kita sudah dewasa dalam politik," pungkas Jokowi. (Z-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya