Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PEREKONOMIAN Indonesia yang menunjukkan kinerja apik di tengah ketidakpastian dunia harus dipertahankan. Karenanya pemerintah bakal mendorong optimalisasi tiga mesin perekonomian dalam negeri.
Demikian disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Seminar Nasional Outlook Perekonomian Indonesia bertajuk Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional di Tengah Dinamika Global, Jakarta, Jumat (22/12).
"Kita perlu menggerakan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi secara berkesinambungan ke depan," ujarnya.
Baca juga : Tahun 2021, Menperin: Sektor Industri Masih Jadi Penopang Utama Ekonomi
Mesin ekonomi pertama, kata Airlangga, ialah struktur perekonomian konvensional seperti peningkatan produktivitas, daya saing, dan memperluas pasar perdagangan internasional. Revitalisasi mesin ekonomi konvensional diperlukan agar memiliki kinerja yang baik dan mampu mendorong laju pertumbuhan.
"Revitalisasi mesin ini termasuk memberbesar investasi baru dan meningkatkan ekspor. Untuk itu pemerintah segera membuka pasar yang lebih luas, diantaranya melalui penyelesaian perundingan dagang-investasi IEU-CEPA, CP-TPP (untuk menyasar pasar Amerika Latin), serta segera menjadi bagian dalam OECD," terangnya.
Mesin ekonomi kedua ialah mesin ekonomi baru. Mesin ini bakal berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa depan. Mesin tersebut mencakup teknologi digotal, industri semikonduktor, dan pengembangan ekonomi hijau.
Baca juga : Perekonomian Indonesia Tetap Solid, Inflasi Terkendali, dan PMI Terus Ekspansif
Teknologi digital dapat menjadi mesin pertumbuhan baru melalui pemanfaatan di berbagai sektor ekonomi seperti pertanian, kesehatan, hingga transportasi. Teknologi yang mutakhir dinilai dapat menghasilkan data yang akurat dan mendorong pengambilan keputusan yang lebih baik.
Lalu pengembangan industri semikonduktor dinilau dapat menjadi jembatan untuk pemenuhan konsumsi masa depan. Karenanya, Indonesia perlu masuk dalam rantai nilai semikonduktor global. Indonesia menjadi salah satu negara yang terpilih dan dipromosikan untuk masuk dalam ekosistem downstreaming semi konduktor.
"Kita sudah memulai kerja sama dengan pemerintah dan perusahan dari Amerika, Taiwan, Jepang dan Korea dalam pengembangan SDM, manufaktur serta R&D," kata Airlangga.
Baca juga : Butuh 0,25% untuk Capai Target Pertumbuhan 5,3% di 2023
Adapun target yang ingin dicapai antara lain, Start up fabless di Indonesia berdiri tahun 2024; kemitraan dengan AS, Taiwan, Korea, dan Jepang untuk pengembangan SDM ahli di bidang semikonduktor mulai 2024 sejumlah 500 orang, selanjutnya 1.000 orang pertahun sejak 2025-2030.
Kemudian nenggaet investasi back end (testing & assembly) dari Amerika Serikat pada tahun 2024; menciptakan ekosistem yang mendukung investasi di industri front-end (wafer fabrication) yang diharapkan berdiri tahun 2026.
Sedangkan terkait pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan diharapkan mampy menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mencapai target Net Zero Emission. Sebagai contoh, kata Airlangga, kerja sama Indonesia dengan Japan-AZEC 18 Desember yang lalu, 3 Nota Kesepahaman terkait pengembangan Pembangkit Listrik Geotermal Muara Laboh, PLTSa Legok Nangka dan Revitalisasi Lahan Gambut menjadi Lahan Pertanian di Kalimantan Tengah (sekitar 10.000 ha).
Baca juga : Denmark Masuk Dalam Resesi karena Turunnya Kinerja Manufaktur
"Hingga saat ini total 24 MoU sudah disepakati oleh kedua negara," terangnya.
Mesin ekonomi ketiga, penyempurnaan mesin ekonomi Pancasila, yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan. Mesin ekonomi ini akan menjaga kesinambungan sosial ekonomi kita yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas.
Partisipasi masyarakat luas akan dicapai apabila semua penduduk sehat, berpendidikan, mendapatkan pekerjaan yang layak. Airlangga mengataka, penyempurnaan program penghapusan kemiskinan, pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah bawah dan UKM perlu dilanjutkan, sehingga tepat sasaran dan mampu mengikis kemiskinan dan ketimpangan.
Baca juga : Outlook Perekonomian Indonesia 2024: Optimisme Penguatan Ekonomi Nasional
"Kami percaya jika ketiga mesin ini berjalan dengan optimal maka kapal merah putih Indonesia, akan mampu terus berlayar membawa kita menjadi negara yang sejahtera sebagaimana yang kita cita citakan bersama," pungkasnya. (Z-4)
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai target pertumbuhan ekonomi 5,4% dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4% pada RAPBN 2026 akan sangat berat dicapai jika tak diiringi dorongan besar.
Terbukti memberikan resiliensi perekonomian nasional, stimulus akan dilanjutkan pemerintah di semester II 2025.
APINDO dorong penguatan UMKM melalui program AUM, DSC, dan kerja sama pentahelix untuk meningkatkan daya saing usaha lokal di tengah tantangan global.
OBSESI untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tinggi 8% agar Indonesia keluar dari middle income trap (MIT) masih terasa berat.
Kekayaan Intelektual (KI) terbukti menjadi motor penting pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini ditegaskan Direktur Jenderal KI Kementerian Hukum, Razilu.
Presiden rabowo Subianto menyoroti capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 5,12% sebagai salah satu yang tertinggi di kawasan G20 maupun ASEAN.
Dari jumlah tersebut, 70% merupakan batu bara berkualitas rendah, sedangkan sisanya adalah batu bara berkualitas sedang dan tinggi.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan pemerintah menargetkan total investasi sebesar Rp13.000 triliun pada periode 2025-2029.
Pada semester pertama 2025 ini, tiga lembaga pemeringkat skor kredit internasional memberikan outlook stabil terhadap Indonesia, yakni Moody’s (Baa2), Fitch (BBB), dan S&P (BBB).
PROSES perundingan antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) mengenai kesepakatan tarif perdagangan telah ditempuh melalui tahapan yang panjang dan inklusif.
Menko Airlangga juga mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara dengan cadangan batubara yang besar, tidak hanya mengandalkan batubara sebagai sumber energi
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved