Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BANK Indonesia memperkirakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) akan mulai turun di semester II 2024. Penurunan tersebut diproyeksikan mencapai 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%-5,00% dari posisi saat ini di level 5,25%-5,50%.
"Kami masih berpandangan kemungkinan penurunan Fed Fund Rate di semester II, yaitu 50 bps. Kami juga melihat bahwa pasar ada kemungkinan lebih awal di triwulan II. Bahkan pasar ada yang memprediksi penurunan FFR ialah 75 bps. Namun, kami selalu mendasarkan pada analisis fundamental dari Amerika Serikat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12).
Fundamen AS, lanjut Perry, menunjukkan pemulihan dan penguatan di 2023 meski bakal melambat pada 2024. Angka inflasi Negeri Paman Sam juga diyakini bakal melandai meski masih berada di level yang terbilang tinggi. Hal itu menjadi landasan proyeksi BI atas kebijakan suku bunga The Fed ke depan saat ini.
Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 6%
BI turut memandang penurunan bunga acuan di semester II 2024 oleh petinggi The Fed ditujukan agar ada pendaratan yang mulus bagi kondisi ekonomi dan moneter AS dari kondisi saat ini. Karenanya, ketidakpastian pasar keuangan global juga diprediksi bakal mereda seiring benderangnya arah kebijakan bank sentral AS tersebut.
"Sekarang yang bisa kami tangkap Fed Fund Rate is already on the top, tidak akan naik lagi. Kemungkinan di semester I dipertahankan, untuk memastikan AS soft landing," kata Perry.
Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global juga diyakini bakal terjadi lantaran berbagai indikator seperti Credit Default Swap (CDS) Indonesia mulai menurun. Demikian halnya dengan indeks mata uang dolar AS (DXY) yang mulai melandai setelah menguat beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di 2024
"Tapi apakah dolar (DXY) akan turun di bawah 90? Itu too early to say. Jadi sekarang ini sudah peak-nya, tidak akan memburuk, tapi kita tetap cautious, waspada melihat geliat ekonomi AS dan FFR ke depan," kata Perry.
Prakiraan tersebut turut mendorong BI berpotensi menurunkan bunga acuannya (BI Rate) pada semester II 2024. Itu dilakukan bukan karena Perry cs latah mengikuti keputusan Jerome Powell dan kawan-kawan. Sebabnya ialah pengenduran kebijakan moneter AS bakal memberi ruang bagi BI untuk menurunkan BI Rate.
"Memang kami mempertimbangkan Fed Fund Rate, tetapi tidak following Fed Fund Rate. Yang kita lihat ialah tercapainya sasaran inflasi 2,5% plus minus 1% di 2024-2025," kata Perry.
"Jadi kalau kami merencanakan, ada ruang di semester II, bukan berarti kami mengikuti Fed Fund Rate. Kalau memang rupiah bisa menguat lebih cepat, inflasi lebih rendah, itu bisa saja, ada ruang-ruang itu terbuka, tetapi kita tidak akan kemudian terburu-buru. Utamanya kami ingin memastikan inflasi 2,5% plus minus 1% tercapai, titik," pungkas dia. (Z-2)
Bank Rakyat Indonesia (BRI) berkomitmen untuk terus mendukung perekonomian nasional. Ini dilakukan perseroan melalui pemberdayaan terhadap Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Tingkat pinjaman kepada perbankan umum akan dipangkas 35 basis poin (bps) menjadi 5,40%. Penurunan itu menjadi level terendah sejak 2010.
Inflasi di negara ekonomi terbesar ketiga dunia itu naik 4% secara tahun ke tahun (YoY), kenaikan paling tajam sejak 1981.
BANK of England telah menaikkan suku bunga ke level tertinggi sejak akhir 2008, pasalnya mereka terus memerangi inflasi yang sangat tinggi di Inggris.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Pada September 2022, inflasi diproyeksikan akan sekitar 6,5%. Namun realisasinya 5,51%. Sedangkan inflasi inti akhir 2022 diperkirakan 4,61%, tetapi realisasinya 3,36%.
Beberapa jam kemudian, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka hijau yakni menguat 14,04 poin atau 0,20% ke posisi 6.876,3.
HARGA minyak naik untuk hari ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena investor merasa lebih nyaman tentang kenaikan suku bunga di masa depan.
HARGA emas turun pada akhir perdagangan Kamis atau Jumat pagi WIB (10/2/2023), menyusul aksi ambil untung dari kenaikan selama tiga sesi berturut-turut
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan keputusan mempertahankan suku bunga acuan tetap konsisten dengan arah kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved