Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
BANK Indonesia memperkirakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed) akan mulai turun di semester II 2024. Penurunan tersebut diproyeksikan mencapai 50 basis poin (bps) menjadi 4,75%-5,00% dari posisi saat ini di level 5,25%-5,50%.
"Kami masih berpandangan kemungkinan penurunan Fed Fund Rate di semester II, yaitu 50 bps. Kami juga melihat bahwa pasar ada kemungkinan lebih awal di triwulan II. Bahkan pasar ada yang memprediksi penurunan FFR ialah 75 bps. Namun, kami selalu mendasarkan pada analisis fundamental dari Amerika Serikat," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/12).
Fundamen AS, lanjut Perry, menunjukkan pemulihan dan penguatan di 2023 meski bakal melambat pada 2024. Angka inflasi Negeri Paman Sam juga diyakini bakal melandai meski masih berada di level yang terbilang tinggi. Hal itu menjadi landasan proyeksi BI atas kebijakan suku bunga The Fed ke depan saat ini.
Baca juga: Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga Acuan 6%
BI turut memandang penurunan bunga acuan di semester II 2024 oleh petinggi The Fed ditujukan agar ada pendaratan yang mulus bagi kondisi ekonomi dan moneter AS dari kondisi saat ini. Karenanya, ketidakpastian pasar keuangan global juga diprediksi bakal mereda seiring benderangnya arah kebijakan bank sentral AS tersebut.
"Sekarang yang bisa kami tangkap Fed Fund Rate is already on the top, tidak akan naik lagi. Kemungkinan di semester I dipertahankan, untuk memastikan AS soft landing," kata Perry.
Meredanya ketidakpastian pasar keuangan global juga diyakini bakal terjadi lantaran berbagai indikator seperti Credit Default Swap (CDS) Indonesia mulai menurun. Demikian halnya dengan indeks mata uang dolar AS (DXY) yang mulai melandai setelah menguat beberapa waktu yang lalu.
Baca juga: BI Perkirakan Ekonomi Indonesia Tumbuh Kuat di 2024
"Tapi apakah dolar (DXY) akan turun di bawah 90? Itu too early to say. Jadi sekarang ini sudah peak-nya, tidak akan memburuk, tapi kita tetap cautious, waspada melihat geliat ekonomi AS dan FFR ke depan," kata Perry.
Prakiraan tersebut turut mendorong BI berpotensi menurunkan bunga acuannya (BI Rate) pada semester II 2024. Itu dilakukan bukan karena Perry cs latah mengikuti keputusan Jerome Powell dan kawan-kawan. Sebabnya ialah pengenduran kebijakan moneter AS bakal memberi ruang bagi BI untuk menurunkan BI Rate.
"Memang kami mempertimbangkan Fed Fund Rate, tetapi tidak following Fed Fund Rate. Yang kita lihat ialah tercapainya sasaran inflasi 2,5% plus minus 1% di 2024-2025," kata Perry.
"Jadi kalau kami merencanakan, ada ruang di semester II, bukan berarti kami mengikuti Fed Fund Rate. Kalau memang rupiah bisa menguat lebih cepat, inflasi lebih rendah, itu bisa saja, ada ruang-ruang itu terbuka, tetapi kita tidak akan kemudian terburu-buru. Utamanya kami ingin memastikan inflasi 2,5% plus minus 1% tercapai, titik," pungkas dia. (Z-2)
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Bulan ini, Mei 2025, jadi waktu yang tepat bagi Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan (BI Rate). Pasalnya, nilai tukar rupiah mulai stabil.
Pasar properti residensial Indonesia awal 2025 tumbuh terbatas. Penjualan hanya naik 0,73% YoY, didorong oleh kenaikan harga di segmen rumah kecil-menengah.
Keputusan Bank Indonesia (BI) yang menurunkan suku bunga acuan (BI rate) menjadi 5,5% akan disambut positif sektor perbankan dan sektor riil.
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
DALAM Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Selasa-Rabu, 20-21 Mei 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,5%.
Bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed) pada Rabu (7/5) waktu setempat, memutuskan mempertahankan suku bunga acuan (fed fund rate/FFR) tetap di level 4,25-4,50%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved