Headline
Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.
DIREKTUR Program Institute for Development of Economics and Finance Esther Sri Astuti menilai, hal-hal yang berkaitan dengan administrasi kerap menghambat serapan belanja pemerintah, baik di tingkat pusat hingga daerah.
Hal itu juga diikuti dengan pencairan anggaran yang membutuhkan waktu dan menyebabkan terjadi penumpukan.
"Hal ini berulang tiap tahun. Karena prosedur dari perencanaan anggaran sampai pencairan anggaran pun butuh waktu. Bahkan terkadang ada koreksi anggaran tengah tahun. Ini membuat kegiatan biasanya menumpuk di akhir tahun, dan mengakibatkan serapan anggaran lebih rendah dari yang ditargetkan," ujarnya saat dihubungi, Kamis (30/11).
Baca juga : Jokowi Soroti Serapan Anggaran 2023 Belum Maksimal
Sejatinya Esther tak sepakat dengan penetapan target penyerapan belanja. Sebab, hal itu dapat mendorong dana yang dikeluarkan kementerian/lembaga maupun pemerintah daerah tak memiliki dampak rambatan yang berarti pada perekonomian.
Dikhawatirkan, penargetan serapan belanja justru hanya akan membuat dana negara terkuras untuk kegiatan-kegiatan yang tak perlu. "Kalau anggaran asal diserap, maka kegiatannya asal saja. Misalnya, banyak rapat koordinasi di hotel dan perjalanan dinas mondar mandir tidak jelas tujuannya apa," kata Esther.
Baca juga : Polres Klaten Gelar Sosialisasi Alokasi Anggaran Tahun 2024
Alih-alih fokus pada besaran dana yang dihabiskan, pemerintah perlu untuk menggalakkan sistem penganggaran berbasis kinerja. Dengan kata lain, alokasi anggaran yang akan diberikan sesuai dengan kebutuhan dan memiliki hasil penggunaan yang jelas serta terukur.
Misal, setiap rupiah yang dikeluarkan oleh pemegang kuasa anggaran harus memiliki indikator tertentu dan berdampak pada perekonomian. Hal itu, kata Esther, jauh lebih baik dan berarti ketimbang hanya mengejar target penyerapan anggaran.
Prinsip penganggaran berbasis kinerja sedianya telah diterapkan oleh Kementerian Keuangan selaku Bendahara Negara. Alokasi dana yang diterima oleh K/L ditentukan berdasarkan kinerja anggaran tahun sebelumnya dan hasil penggunaannya.
Lebih lanjut, Esther menyampaikan, serapan belanja pemerintah pusat maupun daerah akan mengalami kenaikan dalam waktu dekat. Sebab, ada dorongan tahun politik, alias Pemilu 2024 yang dapat mendongkrak kinerja belanja.
"Seharusnya tahun politik akan mempercepat anggaran di Serap karena banyak kegiatan politik didanai APBN dan APBD meski dibungkus dengan kegiatan pemerintah. Pasti akan lebih dahsyat serapan anggaran di tahun politik. Kecepatan serapan anggaran ini hanya masalah administrasi," kata Esther.
"Nanti menjelang tanggal 15 desember akan ada percepatan serapan anggaran dan ini berpengaruh ke konsumsi, untuk gathering voter. Tapi ini juga dimungkinkan terjadi karena ada perubahan regulasi secara mendadak," tambahnya.
Senada dengan Esther, Wakil Direktur Indef Eko Listiyanto mengatakan, tahun politik umumnya bakal mengerek tingkat serapan belanja pemerintah pusat dan daerah. Dia menilai itu akan terjadi dalam waktu dekat.
Dia pun menilai lambatnya serapan belanja pemerintah pusat dan daerah yang terjadi setiap tahun karena ada kelemahan di tahap perencanaan. Kerap kali, pengguna anggaran mengajukan proposal anggaran untuk kegiatan yang sebetulnya tidak diperlukan.
"Besar kemungkinan memang sesungguhnya birokrasi hanya butuh anggaran sebesar 74% dan 64% itu, kapasitas penyerapan rendah menandakan memang butuh hanya sekitar itu, namun malah direncanakan anggaran yang lebih tinggi sehingga jadi Sisa Anggaran Lebih (SAL)," tutur Eko. (Z-5)
PRESIDEN Prabowo Subianto menyampaikan janjinya untuk membawa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Indonesia menuju kondisi tanpa defisit pada 2007
ANGGOTA Komisi X DPR RI dari Fraksi PKS, Ledia Hanifa menegaskan bahwa pembahasan anggaran pendidikan tidak bisa hanya sebatas pada penyelenggaraan sekolah.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2025 mencapai 5,12% (yoy), meski dihadapkan pada ketidakpastian global
UNDANG-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (UU Polri) digugat ke Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai transparansi pembiayaan
Penambahan tujuh Proyek Strategis Nasional (PSN) baru pada tahun 2026 dinilai berpotensi besar memberikan dampak ekonomi jika diimplementasikan secara optimal dan akuntabel.
Presiden Prabowo Subianto memberikan arahan kepada para menteri, terutama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, terkait reformasi fiskal.
Presiden menjelaskan bahwa peran APBN harus lebih proporsional dan difokuskan untuk memenuhi kebutuhan dasar serta pelayanan publik yang terbaik bagi rakyat.
MBG menjadi upaya pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak serta upaya meningkatkan ekonomi lokal.
Ia menambahkan pemangkasan anggaran TKD akan memberikan dampak signifikan pada berbagai aspek pembangunan dan pelayanan publik di daerah.
BSKDN Kemendagri Noudy R.P. Tendean menegaskan komitmennya untuk mendorong efektivitas dan efisiensi dalam perencanaan anggaran tahun (TA) 2026.
Tantangan menyangkut anggaran dan distribusi guru yang tidak merata, berdampak pada kualitas dan mutu pendidikan.
Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman mengalokasikan anggaran senilai Rp20 miliar kepada Pemerintah Kabupaten Takalar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved