Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Inflasi AS Turun Lebih Banyak dari Ekspektasi

Fetry Wuryasti
15/11/2023 09:45
Inflasi AS Turun Lebih Banyak dari Ekspektasi
Inflasi AS melandai di mana secara antar bulan (MoM) turun dari 0,4% menjadi 0% dan secara tahunan (YoY) turun dari 3,7% menjadi 3,2%.(Freepik)

DATA inflasi Amerika Serikat (AS) pada akhirnya melandai, di mana secara antar bulan (MoM) turun dari 0,4% menjadi 0% dan secara tahunan (YoY) turun dari 3,7% menjadi 3,2%. Inflasi inti AS, secara bulanan (MoM) turun dari 0,3% menjadi 0,2%, dan secara tahunan (YoY) turun dari sebelumnya 4,1% menjadi 4%.

"Data inflasi dan inflasi inti turun lebih banyak dari estimasi yang diperkirakan sebelumnya, telah memberikan dorongan yang luar biasa bagi pasar global semalam," kata Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Rabu (15/11).

Indeks Dow Jones ditutup menguat +1,43%, S&P 500 +1,91%, dan Nasdaq Composite +2,37%. Imbal hasil US Treasury 2y turun menjadi 4,83% dari 5,05%, begitupun dengan tenor 10y turun menjadi 4,44%. "Hal ini seharusnya memberikan penguatan cerita bagi IHSG dan pasar obligasi dalam negeri hari ini," kata Nico.

Baca juga: Pengangguran di Afrika Selatan Menurun Jelang Pemilu

Namun, penurunan inflasi AS ini masih merupakan penurunan tipis. Sebelumnya Gubernur Bank Sentral AS The Federal Jerome Powell berpesan untuk jangan terlena setidaknya untuk saat ini, karena masih ada data ekonomi inflasi dan ketenagakerjaan sebanyak satu kali lagi hingga pertemuan The Fed di bulan Desember.

Harga bensin yang lebih murah, telah memberikan kontribusi pada penurunan inflasi AS kali ini, yang didukung oleh penurunan harga minyak dunia. Hal ini telah menurunkan inflasi dari angka tertinggi dalam kurun waktu 40 tahun terakhir, yang dimana tentu memberikan optimisme bagi pelaku pasar dan investor.

Baca juga: Inflasi Amerika Serikat Turun Menjadi 3,2% selama Oktober

Penurunan harga barang yang berkelanjutan juga memberikan harapan bagi konsumen dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir.

Meski inflasi AS turun penurunan, namun anggaran rumah tangga masih terkendala beberapa hal, mulai dari harga bahan makanan yang mengalami kenaikan tertinggi sejak Juli. Artinya ada kenaikan harga kebutuhan pokok seperti daging, susu, hingga roti.

Untuk upah AS, apabila disesuaikan dengan inflasi, maka mengalami kenaikan untuk pertama kalinya sejak Oktober. "Tentu kami mengapresiasi apa yang diberikan oleh inflasi, namun kami mengingatkan bahwa perjalanan masih panjang. Data ketenagakerjaan akan menjadi salah satu poin berikutnya untuk melihat prospek penurunan inflasi akan berlanjut atau tidak," kata Nico.

Inflasi AS di bulan Desember kemungkinan akan naik karena tingginya rencana perjalanan dan liburan. Terlalu dini apabila memperkirakan bahwa The Fed tidak akan menaikkan tingkat suku bunga untuk saat ini, karena masih ada 1x lagi data mengenai inflasi dan ketenagakerjaan sebelum penghujung akhir tahun.

"Inflasi inti AS juga masih berada di kisaran 4%, yang kami nilai The Fed tidak akan bergeming untuk menurunkan namun juga tidak akan menaikkan suku bunga," kata Nico. (Z-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Thalatie Yani
Berita Lainnya