Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kelas Menengah juga Perlu Dukungan Pemerintah

M. Ilham Ramadhan Avisena
09/11/2023 17:17
Kelas Menengah juga Perlu Dukungan Pemerintah
Pengunjung melihat kerajinan tas anyaman yang dipajang dalam pameran ekonomi kreatif bertajuk Malang City Expo di halaman Gedung Kartini.(Antara/Ari Bowo Sucipto.)

PERISET dari Center of Reform on Economics (CoRE) Yusuf Rendy Manilet menilai perlu dukungan pemerintah bagi kelas menengah di saat perekonomian mengalami tekanan. Sebab, masyarakat yang ada di golongan tersebut kerap luput dari perhatian padahal mengalami tantangan yang sama.

Opsi memperluas jaring pengaman sosial untuk masyarakat kelas menengah dianggap perlu dalam kondisi tertentu. "Karena kelompok inilah yang relatif tertekan karena mereka tidak mendapatkan bantuan dan pendapatan mereka tidak cukup tinggi untuk misalnya merespons kondisi syok dari perekonomian di kondisi tertentu," ujar Yusuf saat dihubungi, Kamis (9/11).

Opsi selain memperluas jaring pengaman sosial ialah mendorong pembukaan lapangan kerja seluas-luasnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mendorong industri manufaktur untuk bisa tumbuh lebih tinggi dan menyerap tenaga kerja.

Baca juga: Pemerintah Targetkan Bauran EBT 23% pada 2024

Sektor jasa juga dinilai prospektif dalam hal pembukaan lapangan kerja. Salah satu yang berpotensi ialah kepariwisataan. Yusuf menilai persyaratan yang relatif mudah di sektor tersebut dapat menjadi peluang pekerjaan bagi masyarakat menengah yang saat ini bekerja di sektor informal.

Kondisi masyarakat kelas menengah juga dinilai belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi covid-19 dan dinamika perekonomian global. Pemulihan terjadi secara berbeda di tiap kelompok pendapatan masyarakat.

Baca juga: Ekonomi Filipina Kuartal Ketiga Tumbuh Lampaui Perkiraan

Masyarakat miskin relatif terjaga karena ada dukungan dari pemerintah yang dilakukan secara periodik. Kelompok masyarakat berpendapatan tinggi dinilai memiliki kemampuan yang lebih baik untuk memulihkan kondisi ekonominya karena memilik pendapatan yang lebih tinggi.

Sedangkan kelompok menengah berada dalam himpitan. "Mereka harus melakukan penyesuaian ketika pemerintah tidak lagi menyalurkan bantuan (selama pandemi) kepada kelompok ini. Artinya, mereka melakukan penyesuaian dalam konteks menahan konsumsi yang dinilai tidak terlalu perlu dan memfokuskan konsumsi kepada kebutuhan yang dianggap primer," terang Yusuf.

Masyarakat kelas menengah juga banyak yang bekerja di sektor informal, bahkan jumlahnya lebih besar dibanding sebelum pandemi covid-19. Kondisi itu dapat dimaknai bahwa kelompok tersebut belum sepenuhnya pulih dan cukup rentan bila terjadi guncangan dalam perekonomian.

"Masih ada kelompok masyarakat yang belum kembali bekerja di sektor formal dan mereka punya kecenderungan bisa terdampak ketika ada syok perekonomian dalam berbagai bentuk, katakan lah dalam hal kenaikan harga barang di periode tertentu," ujar Yusuf.

"Hal ini karena mereka yang bekerja sektor informal pada umumnya itu ada yang secara pendapatan relatif tidak stabil. Artinya, mereka tidak bisa disamakan dengan pekerja di sektor formal yang umumnya misalnya mendapatkan upah setiap bulan ketika bekerja," pungkasnya. (Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya