Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
SEORANG pejabat senior bank sentral Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Selasa (7/11) bahwa ia memperkirakan penaikan suku bunga lagi akan diperlukan untuk menurunkan inflasi lebih lanjut. Padahal para pejabat mempertahankan suku bunga pada pertemuan terakhir mereka.
Keputusan Federal Reserve pada Rabu lalu untuk mempertahankan suku bunga pada level tertinggi dalam 22 tahun telah memicu harapan bahwa para pembuat kebijakan mungkin akan menaikkan suku bunganya. Namun Gubernur Fed Michelle Bowman mengatakan dalam sambutannya di Ohio, "Saya terus memperkirakan bahwa kita perlu menaikkan suku bunga dana federal lebih lanjut untuk menurunkan inflasi ke target dua persen pada waktu yang tepat."
Hal ini terjadi di tengah, "Tingkat ketidakpastian yang luar biasa tinggi mengenai perekonomian," dengan revisi data dan risiko geopolitik, kata Bowman, yang juga duduk di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk mengatur tingkat suku bunga.
Baca juga: Dewan IMF Setujui Langkah Meningkatkan Sumber Pinjaman
Meskipun Amerika Serikat mengalami penurunan inflasi dari puncaknya pada tahun lalu, Bowman mencatat bahwa angka inflasi terkini tidak merata. "Saya melihat risiko berkelanjutan bahwa inflasi jasa inti tetap bertahan," tambahnya. Ia mengacu pada ukuran inflasi yang tidak mencakup komponen-komponen mudah berubah seperti pangan dan energi.
Dia juga menggarisbawahi bahwa meskipun data seperti perolehan lapangan kerja kadang-kadang direvisi lebih rendah, rata-rata pendapatan per jam telah direvisi naik. Semua ini, katanya, mempersulit tugas memprediksi perekonomian akan berubah.
Baca juga: Impor Amerika Serikat Naik Lebih Besar daripada Ekspor pada September
Saat mengumumkan bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga stabil pada Rabu lalu, Ketua Fed Jerome Powell menambahkan bahwa proses penurunan inflasi secara berkelanjutan hingga dua persen masih memerlukan perjalanan panjang. Dia menambahkan bahwa The Fed tidak memikirkan penurunan suku bunga untuk saat ini.
Meskipun kondisi keuangan semakin ketat, sebagian disebabkan imbal hasil obligasi jangka panjang, Bowman pada Selasa memperingatkan bahwa hal ini dapat berubah-ubah seiring dengan perubahan kondisi.
"Saya tetap bersedia mendukung penaikan suku bunga dana federal pada pertemuan mendatang," katanya. Ini dilakukan jika data yang masuk menunjukkan bahwa kemajuan dalam inflasi terhenti atau tidak mencukupi. (AFP/Z-2)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Bank Indonesia (BI) pada Selasa-Rabu, 15-16 Juli 2025 memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan atau BI-Rate sebesar 25 basis points (bps) menjadi 5,25%
Sudah saatnya Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan. Pasalnya, kesepakatan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) sudah terjadi.
Inflasi pada Juni 2025 tercatat sebesar 1,87% (yoy), naik dari 1,60% pada Mei 2025, namun masih berada dalam target Bank Indonesia sebesar 1,5%–3,5%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved