Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
SETELAH kenaikan BI Rate Bank Indonesia yang di luar banyak prediksi pasar, kejutan lain datang dari bank sentral Amerika Serikat, yakni Federal Reserve (The Fed).
Gubernur The Fed Jerome Powell di acara Economic Club of New York mengatakan bahwa The Fed cenderung akan menahan tingkat suku bunga untuk tidak berubah pada pertemuan berikutnya, namun tetap membuka jalan bagi kenaikan tingkat suku bunga di masa yang akan datang.
“Ini akan mereka lakukan apabila para pengambil kebijakan melihat ada tanda-tanda pertumbuhan ekonomi yang kian tangguh,” Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus, Jumat (20/10).
Baca juga : BI Perkirakan Ekonomi Global Melambat di 2024
Sinyal adanya potensi kenaikan tingkat suku bunga lanjutan Fed Fund Rate (FFR), tiba-tiba mulai mereda. Sehingga ada kemungkinan pada pertemuan pada 31 Oktober 2023, tampaknya The Fed akan mengurungkan niat untuk menaikkan tingkat suku bunga FFR.
Hal ini memberikan angin segar bagi pelaku pasar dan investor. Sebab, sambil menanti pidato Powell, imbal hasil obligasi AS US Treasury sudah naik, mendekati 5% untuk tenor 10y.
Pidato Powell yang menenangkan pasar dengan mengatakan ada potensi untuk tidak jadi dinaikkan, telah membuat imbal hasil US Treasury kembali turun khususnya yang 2y diikuti indeks dolar AS yang melemah.
Baca juga : Kenaikan BI Rate Sebagai Dampak Volatilitas Pasar
Powell menambahkan, mengingat ketidakpastian dan risiko, The Fed selalu mengambil setiap langkah dengan hati-hati. The Fed akan mengambil keputusan mengenai sejauh mana penguatan kebijakan tambahan dan berapa lama kebijakan akan bersifat restriktif, berdasarkan keseluruhan data yang masuk, prospek ekonomi yang berkembang hingga keseimbangan terhadap risiko.
Meski Powell mengatakan ada potensi tingkat suku bunga tidak jadi dinaikkan, namun 12 dari 19 pejabat masih sepakat untuk kembali menaikkan tingkat suku bunga lanjutan pada pertemuan bulan ini.
Powell juga menyampaikan ada data tambahan dari pertumbuhan yang terus berada di atas tren, dimana pengetatan di pasar tenaga kerja masih terus berlanjut yang dapat memberikan tenaga tambahan bagi inflasi untuk menguat. Akibatnya mau tidak mau, The Fed harus menaikkan tingkat suku bunga kembali.
Baca juga : Ini 5 Dampak Situasi Global yang Mesti Diwaspadai Pebisnis
Hal ini dapat terlihat dari kenaikan upah non pertanian yang cukup kuat mencapai 266.000 selama 3 bulan terakhir.
Mengenai inflasi, Powell menyampaikan bahwa inflasi masih terlalu tinggi, namun data yang ada menunjukkan situasi dan kondisi yang mulai membaik. Ini merupakan awal yang baik untuk yakin bahwa inflasi turun secara berkelanjutan sesuai dengan target The Fed.
Meski begitu, untuk mempercepat penurunan inflasi, ada kemungkinan Powell membutuhkan periode pertumbuhan yang berada di bawah tren dan pelemahan dari sisi ketenagakerjaan.
Baca juga : BI Perkirakan Fed Rate Baru akan Turun di Semester II 2024
Sebelum mengakhiri pidato, Powell mengatakan ada risiko yang harus diwaspadai khususnya ketegangan geopolitik yang sangat tinggi, serta tetap adanya potensi untuk menaikkan tingkat suku bunga The Fed. (Z-4)
Baca juga : Laut Merah Buat Pasar Saham Dunia Memerah
PERTEMUAN antara Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Anchorage, Alaska, Jumat waktu setempat atau Sabtu WIB, berakhir tanpa kesepakatan gencatan senjata di Ukraina.
Sebanyak 54% warga Amerika Serikat yakin konsumsi alkohol berdampak negatif bagi kesehatan.
APPLE akhirnya kembali mengaktifkan fitur saturasi oksigen pada perangkat Apple Watch, setelah sempat dilarang oleh Komisi Perdagangan Internasional (ITC) Amerika Serikat pada 2023
PRESIDEN Rusia Vladimir Putin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu pada hari ini di Alaska untuk membahas upaya mengakhiri perang tiga tahun antara Moskow dan Ukraina.
Youtube menguji coba kecerdasan buatan (AI) untuk mengidentifikasi pengguna di bawah 18 tahun.
SEKRETARIS Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso mengungkapkan bahwa pemerintah akan melakukan negosiasi tarif lanjutan dengan AS.
The Fed mempertahankan suku bunga dengan kisaran 4,25%-4,5%, meski ada tekanan dari Presiden AS Donald Trump.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved