Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kemenperin Dorong Pengembangan Hilirisasi Komoditas Silika Bahan Baku Panel Surya

Insi Nantika Jelita
16/9/2023 21:45
Kemenperin Dorong Pengembangan Hilirisasi Komoditas Silika Bahan Baku Panel Surya
Petugas melakukan perawatan terhadap panel surya di atap gedung(Antara)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) mendorong adanya hilirisasi komoditas silika yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri semikonduktor dan panel surya.

Staf Ahli Bidang Penguatan Kemampuan Industri Dalam Negeri Kemenperin Ignatius Warsito menuturkan hilirisasi silika menghasilkan wafer silikon berbasis solar grade silicon (SGS) dan electronic grade silicon (EGS). 

Wafer silikon merupakan material building block bagi industri semikonduktor dan sel surya untuk membuat teknologi photovoltaic (PV).

Baca juga : Dukung GNSSA, Xurya Ajak Para Pelaku Industri Gunakan Energi Terbarukan

"Indonesia perlu mendorong pengembangan industri hulu dan industri antara melalui hilirisasi silika menjadi wafer silikon. Saat ini industri yang mengolah silika hingga menjadi wafer silikon solar grade belum tersedia di Indonesia," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (16/9).

Baca juga : Listrik Tenaga Surya Sejahterakan Warga Wringinputih

Ignatius mengatakan untuk mencapai pengembangan hilirisasi silika menjadi wafer silikon, perlu dilakukan beberapa kegiatan penunjang, seperti penyusunan peta jalan (roadmap) industri wafer silikon secara komprehensif.

Mulai tahun ini, Kemenperin akan menyusun rencana aksi kebijakan hilirisasi komoditas silika atau kuarsa, dengan penyusunan draf roadmap hilirisasi silika menjadi wafer silikon tahun 2025-2035 dalam rangka kemandirian industri PV Module dan semikonduktor.

Kemudian, bakal dilakukan finalisasi penyusunan roadmap hilirisasi silika menjadi wafer silikon, dan dilanjutkan dengan penyusunan peraturan menteri perindustrian terkait roadmap tersebut.

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKBGNL) Kemenperin Wiwik Pudjiastuti menjelaskan, berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di Indonesia terdapat 328 perusahaan pencadangan pasir silika, 98 pemegang izin usaha pertambangan (IUP), 82 pemegang IUP eksplorasi dengan realisasi penambangan pasir silika pada 2021 sebesar 2,01 juta meter kubik, dan 330 juta ton total cadangan.

Adapun lokasi potensial tambang pasir silika ada di Bangka Belitung, Kalimantan tengah, dan Kalimantan Barat, dan tidak menutup potensi-potensi di tempat lainnya. Sedangkan Kuarsit total sumber dayanya sebesar 297 juta ton dan lokasi utama potensi penambangannya ada di Aceh.

Lebih lanjut, Wiwik memaparkan, berdasarkan Sistem Informasi Industri Nasional (SIINas) Kemenperin, saat ini ada 21 perusahaan pengolahan pasir silika dengan kapasitas terpasang hingga 738.536 ton per tahun dengan realisasi volume produksi dari sebesar 404.755 ton di 2022.

“Dari sembilan perusahaan yang tersebar di Jawa dan Kalimantan tersebut, utilisasinya sebesar 68,48%. Sedangkan, untuk jenis produknya, masih diminati pasir silika, tepung silika dan resin coated sand," urainya.

Wiwik menambahkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, potensi nilai substitusi impor untuk wafer silikon mencapai US$17,7 juta, lalu US$120 juta untuk produk semi konduktor, US$6,2 juta untuk solar cell tidak dirakit, dan mencapai US$65,9 juta untuk solar cell dirakit.

"Apabila bisa disiapkan di dalam negeri, tentu menjadi potensi yang amat besar untuk Indonesia. Sehingga, potensi-potensi substitusi impor produk olahan silika sebagai bahan baku industri PV dan semikonduktor dapat diraih," pungkasnya. (Z-8)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putra Ananda
Berita Lainnya