Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

Dorong Pemakaian EBT, Permintaan Energi di ASEAN bakal Naik 13% di 2023

Insi Nantika Jelita
15/9/2023 19:00
Dorong Pemakaian EBT, Permintaan Energi di ASEAN bakal Naik 13% di 2023
Pemanfaatan PLTS Atap(Antara/Arnas Padda)

MENTERI Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong negara-negara di Asia Tenggara atau ASEAN masif menggunakan energi baru terbarukan (EBT), seiring permintaan energi yang diramalkan meningkat di kawasan tersebut.

"Di 2023, permintaan energi ASEAN diperkirakan akan meningkat 13% dari tingkat permintaan di 2020," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif di acara PYC International Energy Conference 2023 di Jakarta, Jumat (15/9).

Arifin mencatat sumber daya energi terbarukan di ASEAN menembus 17.000 gigawatt (GW), yang sebagian besar berasal dari tenaga surya dengan potensi kapasitas 15.602 GW dan tenaga angin sebesar 1.255 GW. 

Baca juga : Menteri ESDM: Capaian Bauran Energi Sulit Terealisasi

Sedangkan, untuk cadangan gas di kawasan ASEAN sekitar 130 triliun kaki kubik (Tcf) terutama berasal dari Indonesia sebesar 44 TcF, Malaysia 32 TcF, dan Vietnam 22,8 TcF.

"ASEAN dengan sumber daya besarnya dalam energi bersih dan terbarukan telah menempatkan upaya terbaiknya dalam menerapkan transisi energi untuk mencapai net zero emission," kata Arifin.

Di Indonesia, Menteri ESDM menjelaskan pemerintah sudah membuat peta jalan (roadmap) jalur transisi energi untuk mencapai netralitas karbon di 2060 atau lebih cepat. Dalam roadmap ini, Indonesia akan mengembangkan 700 GW energi terbarukan dalam campuran energi, yang berasal dari surya, hidrogen, lautan, geothermal, serta nuklir.

Baca juga : Pertamina Sebut Indonesia Miliki Kapasitas Cadangan Karbon 400 Giga Ton

Indonesia, lanjutnya, juga berencana membangun super grid atau jaringan infrastruktur jaringan kelistrikan raksasa

untuk mempercepat pengembangan energi terbarukan, sambil mempertahankan stabilitas dan keamanan sistem listrik.

"Ini akan membuka kesempatan untuk terhubung ke ASEAN power grid," imbuhnya.

Baca juga : ASEAN Energy Business Forum 2023 Resmi Dibuka, Kolaborasi Dorong Kemajuan Energi

Namun demikian, Arifin tidak menampik penggunaan bahan bakar fosil masih tidak bisa dipisahkan. Dari perkiraan peningkatan 13% permintaan energi di kawasan ASEAN pada tahun ini, masih didominasi oleh minyak mentah.

"Minyak masih menyumbang bagian terbesar permintaan energi dengan 45,8% dari konsumsi energi, menurut laporan Pusat Energi ASEAN," pungkas Arifin. (Z-5)

Baca juga : Bauran EBT 2023 Meleset dari Target, Cuma 13,1%



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya