Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
PT Pertamina (Persero) berencana menghapus penjualan bahan bakar minyak (BBM) subsidi pertalite di tahun depan. Perseroan itu akan mengeluarkan produk-produk BBM terbaru yang lebih ramah lingkungan yakni BBM bioetanol, atau bahan bakar alternatif yang dicampur dengan energi bersumber dari nabati.
Tahun ini, Pertamina telah meluncurkan produk Pertamax Green 95 merupakan bBM hasil percampuran Pertamax dengan etanol sebesar 5% (E5). Pada 2024, perusahaan pelat merah itu akan mengeluarkan produk baru BBM lagi, yakni BBM Pertamax Green 92. Percampuran BBM pertalite dengan etanol sebanyak 7% (E7). Selain dua produk tersebut, Pertamina masih akan menjual BBM jenis pertamax turbo di tahun depan.
"Di 2024, kami akan mengeluarkan yang kita sebut Pertamax Green 92. Sebetulnya itu pertalite kita campur dengan etanol. Nilai oktan (RON) naik dari 90 ke 92," ujar Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR, di Kompleks Senayan, Jakarta, Rabu (30/8).
Baca juga : Pepaya Jadi Bahan Bakar di Masa Depan
Ia menerangkan kemunculan produk-produk energi terbaru itu sebagai upaya untuk meneruskan Program Langit Biru (PLB) Pertamina untuk menghadirkan BBM yang berkualitas dan ramah lingkungan. Serta, mengikuti mandat dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang menetapkan kendaraan yang diproduksi tidak boleh menggunakan bensin RON di bawah 91.
"Jadi, rencana kami ini sudah sangat pas, dari aspek lingkungan dan kedua mandatori pemakaian bioetanol," kata Nicke.
Isu penghapusan pemakaian pertalite sempat dikemukakan oleh KLHK yang mengimbau masyarakat untuk menghentikan penggunaan pertalite guna mengurangi polusi udara di Jakarta, lantaram BBM dengan RON 90 itu dianggap tak ramah lingkungan.
Baca juga : Pertamina Upayakan Kuota BBM Pertalite Tak Jebol di Tahun Ini
Namun demikian, wacana itu mendapat pertentangan dari Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto. Menurutnya, secara keekonomian semakin tinggi RON BBM, akan semakin mahal harga jualnya.
"Pemerintah jangan sekedar menggeser penggunaan BBM ke arah yang beroktan tinggi, namun membebankan harga energi yang tinggi tersebut kepada masyarakat," ujarnya dalam keterangan resmi.
Legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu meminta pemerintah untuk cermat membuat perhitungan besaran subsidi yang diperlukan untuk menjalankan program ini.
Baca juga : Bensin Nabati Pertamax Green 95 Resmi Dijual di Jakarta dan Surabaya
"Kalau pemerintah punya uang, maka sebaiknya harga pertamax disubsidi agar harga jualnya setara dengan harga pertalite eksisting," tutupnya. (Ins/Z-7)
Salah satu program unggulan yang diterapkan di Desa Tablolong, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang bernama Nona Nori, yang fokus pada pengelolaan potensi lokal berbasis rumput laut.
Kinerja Pertamina pada semester I 2025 dinilai sejalan dengan semangat HUT ke-80 Republik Indonesia. Capaian positif itu juga disebut sangat mendukung upaya pencapaian swasembada energi.
SKK Migas menyoroti capaian progres proyek yang ditargetkan menembus angka 70% pada kuartal I 2026.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap mencatat sejarah baru dengan mengirimkan perdana produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) yang berbahan baku minyak jelantah
Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menyelesaikan tahapan pemasangan jacket dan topside anjungan lepas pantai OOA.
Selama ini, perbaikan kapal bagi nelayan di Pulau Sabira bukan perkara mudah. Akses yang terbatas mengakibatkan biaya yang dikeluarkan tidak sedikit karena harus dilakukan di pulau lain.
Raja Antoni menyebut Prabowo telah memerintahkan untuk menanam 300 ribu hektare aren. Ia mengatakan program penanaman pohon aren ini menjadi salah satu program favorite Prabowo.
Di tengah gencarnya upaya pengembangan bioetanol sebagai bahan bakar nabati (BBN), pemerintah diingatkan untuk segera membuat roadmap yang lebih jelas dan terstruktur.
Pemerintah harus melakukan intervensi atas pengadaan bahan baku bioethanol yang masih sedikit.
Teknologi ramah lingkungan dapat diterapkan pada bidang energi sebagai upaya mencari sumber energi alternatif untuk masa depan. Berikut contoh penerapannya.
MENHUT Raja Juli Antoni menyiapkan kawasan hutan untuk bioethanol. Hal tersebut dilakukan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk mendukung swasembada pangan dan energi.
Anggota Komisi XII DPR Eddy Soeparno menilai positif upaya PT Pertamina melalui subholding Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) mengembangkan bioetanol sebagai bahan bakar nabati.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved