Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KOMODITI karet Indonesia pernah mengalami masa keemasan. Perkebunan karet milik pemerintah dan para petani bisa tumbuh dengan subur di berbagai wilayah Indonesia. Tidak mengherankan, dengan ekspor karet sampai tahun 2020 bisa menduduki peringkat kedua di dunia. Seiring dengan hal tersebut, industri ban pun dapat berkembang dengan pesat, sejalan dengan kebutuhan ban di dalam negeri untuk kendaraan pribadi, umum, dan truk-truk besar.
“Petani karet pun bisa sejahtera pada masa itu, sehingga bisa meningkatkan Pendidikan anak-anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi,” kata Azis Pane, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia.
Namun demikian, melihat perkembangan belakangan ini, APBI menjadi khawatir karena banyak petani karet yang mulai menebang tanaman karetnya akibat harga yang terus merosot. Mereka mengganti tanaman karet dengan kelapa sawit dan tanaman pertanian seperti jagung dan singkong. Akibat nanti akan berdampak pada hasil karet di Indonesia. Oleh karena itu, APBI menggandeng PT Pertamina dan Kementerian Perindustrian untuk memberdayakan perkebunan karet nasional.
Baca juga: Kendaraan Pegawai DKI Jakarta yang Belum Uji Emisi Dilarang Masuk Area Kantor
“Kementerian Perindustrian dan Pertamina akan segera melakukan langkah konkrit untuk meningkatkan kesejahteraan petani karet di Indonesia,” tutur Azis Pane.
Bentuk-bentuk kegiatan yang akan dilakukan, meliputi penelitian mengenai kegunaan karet secara keseluruhan. Yakni, dari batang atau pohon, daun, dan getahnya. Kita harus mampu mengolah karet menjadi barang jadi, bukan lagi diekspor sebagai karet mentah.
Baca juga: Bertemu Ketua Parlemen Thailand, Mendag Dorong Peningkatan Harga Karet
“Ini sejalan dengan kebijakan pemerintah melakukan hilirisasi di bidang hasil-hasil alam. Saya yakin apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, kerjasama pemerintah, Pertamina dan industri ban akan memiliki manfaat besar dalam pembangunan ekonomi nasional. Indonesia pun akan semakin mampu bersaing di dunia Internasional,” ujar Aziz Pane.
Berdasarkan rata-rata produksi karet dunia periode 2014-2018, Thailand menjadi negara produsen karet terbesar dengan rerata produksi mencapai 4,58 juta ton. Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat, Thailand memberikan kontribusi sebesar 31,83% dari rata-rata produksi karet dunia pada periode tersebut. Indonesia berada di posisi kedua dengan rata-rata produksi karet selama 2014-2018 sebesar 3,37 juta ton. Kontribusi rata-rata produksi karet dari Indonesia di dunia mencapai 23,44%.
Indonesia memiliki luas TM (Tanaman Menghasilkan) karet Indonesia yang terbesar di dunia, tetapi produksinya masih dibawah Thailand. Hal ini terjadi lantaran banyaknya tanaman karet di Indonesia yang sudah tua atau rusak.
Negara produsen karet terbesar ketiga adalah Vietnam dengan rata-rata produksi selama 2014-2018 sebesar 1,05 juta atau 7,28%. Posisi berikutnya berturut-turut adalah India dengan rata-rata produksi 958 ribu ton (6,66%), Tiongkok 822,7 ribu ton (5,72%), dan Malaysia 717,3 ribu ton (4,98%). Enam Negara produsen karet terbesar dunia didominasi oleh negara dalam kawasan Asia Tenggara. Negara-negara tersebut memberikan total kontribusi rata-rata produksi karet mencapai 79,91%.
Baca juga: Kejagung Periksa 2 Saksi Kasus Korupsi Komoditi Emas Rp47,1 Triliun
Indonesia adalah salah satu negara penghasil karet terbesar dunia. Besarnya produksi domestik membuat komoditas karet menjadi salah satu andalan ekspor nasional. Amerika dan Jepang merupakan negara tujuan ekspor karet remah (crumb rubber) terbesar bagi Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor karet remah Indonesia mencapai 2,09 juta ton sepanjang Januari-November 2021. Nilai tersebut hanya tumbuh 4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya seberat 2,01 juta ton.
Sementara total nilai ekspor karet remah senilai US$ 3,56 miliar sepanjang periode Januari-November 2021. Nilai tersebut tumbuh 36,38% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya hanya US$ 2,61 miliar. Naiknya harga karet di pasar global membuat nilai ekspor karet naik cukup signifikan.
Baca juga: Bisnis Sarung Tangan Medis dari Lateks Harus Jaga Hutan
Nilai ekspor karet remah kesepuluh negara tersebut mencapai US$ 2,83 miliar sepanjang periode Januari-November tahun lalu. Nilai tersebut mencapai 79,4% dari total nilai ekspor. Data tersebut menunjukkan Indonesia masih memiliki potensi besar pada perkebunan karet.
“Jangan sampai para petani membunuh habis tanaman karetnya karena hasil penjualan tidak mampu menutupi biaya produksi,” ujar Aziz Pane. (RO/Z-7)
pemerintah Indonesia sedang melanjutkan negosiasi untuk komoditas Indonesia yang sangat dibutuhkan dan tidak diproduksi/ tidak tersedia di Amerika Serikat (AS)
HILIRISASI berkelanjutan memperkuat pertumbuhan ekonomi nasional. Setiap komoditas kelolaan diolah hingga menjadi produk hilir yang menjadi bahan baku.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
Airlangga Hartarto mengungkapkan sejumlah komoditas yang tengah diperjuangkan agar mendapat tarif impor lebih rendah dari 19% saat masuk ke pasar Amerika Serikat (AS).
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto mengungkapkan bahwa harga cokelat di pasar internasional tengah mengalami lonjakan tajam.
Sejumlah Komoditas Ekspor Indonesia Diupayakan Kena Tarif 0% ke AS
Center of Economic and Law Studies (Celios) meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) turut mengaudit data pertumbuhan ekonomi triwulan II 2025 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS).
PRESIDEN Presiden Prabowo Subianto menginstruksikan pada jajaran kabinet Merah Putih untuk melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem di desa
Tulus Abadi menuding angka pertumbuhan ekonomi yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) tidak tidak mencerminkan kondisi masyarakat di lapangan.
JAUH di atas ekspektasi pasar, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II 2025, y-o-y, mencapai 5,12%, meningkat dari 4,87% kuartal I 2025.
SULAWESI dan Jawa menjadi dua wilayah dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi pada triwulan II-2025.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2025 tumbuh sebesar 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved