Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
KETUA Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mendukung rencana Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan untuk menutup pabrik-pabrik yang abai terhadap pengurangan emisi di Jabodetabek.
"Saya rasa ini merupakan salah satu upaya yang baik untuk memastikan baku mutu emisi gas buang pabrik yang diketahui melebihi ambang batas," ungkapnya kepada Media Indonesia, Sabtu (19/8).
Shinta menyampaikan ketegasan dari pemerintah untuk menekan pencemaran polusi memang dibutuhkan untuk memastikan kepatuhan dalam upaya memperbaiki kualitas udara ibu kota melalui sanksi.
Baca juga: Luhut Ancam Tutup Pabrik Bandel Penyumbang Emisi Besar Penyebab Polusi
Namun demikian, Ketua Apindo meminta kepada pemerintah untuk memberikan waktu transisi yang didahului dengan sosialisasi, sehingga pabrik-pabrik yang beroperasi bisa memiliki tenggang waktu untuk memastikan baku mutu emisi gas buang tidak melebihi ambang batas.
"Yang harus diingat juga mengatasi masalah pencemaran perlu upaya ekstra yang tidak parsial, yang tidak hanya berhenti sampai emisi pabrik saja," ucapnya.
Baca juga: Uji Emisi akan Jadi Syarat Perpanjang STNK
Shinta menambahkan selain dari asap cerobong pabrik-pabrik, emisi juga dihasilkan dari kendaraan bermotor yang tiap tahun volumenya terus bertambah, sehingga menyebabkan kemacetan di Ibu Kota.
"Menurut hemat saya, perlu adanya simultan kebijakan dengan memastikan kepatuhan uji emisi kendaraan pribadi dari masyarakat yang sesuai standar," pungkas Shinta. (Ins/Z-7)
Ledakan di pabrik US Steel Clairton, Pennsylvania, mengakibatkan satu orang tewas, 10 orang terluka, dan 1 pekerja masih dinyatakan hilang.
Penghijauan merupakan komitmen bersama antara pemerintah dan masyarakat
Program ini tidak hanya berfokus pada edukasi publik, tetapi juga memfasilitasi jembatan langsung antara masyarakat dan ruang-ruang pengambilan kebijakan.
Polusi udara yang semakin memburuk di Jakarta, menjadi salah satu penyebab meningkatnya kasus radang tenggorokan di masyarakat.
Partikel PM2.5 dan PM10 yang dapat menyebabkan infeksi pernapasan, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), mengi, asma sampai kematian berlebih termasuk sakit jantung.
Polusi udara berisiko menyebabkan asma, ISPA, penyakit kardiovaskular, penyakit paru sampai dengan resisten insulin pada kelompok usia muda seperti anak-anak dan remaja.
Kemudian ada teknologi sensor supaya tahu kapan zona merah. Selain itu, ada truk embun sudah dilakukan di kota-kota Tiongkok.
Meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bahaya polusi udara merupakan langkah krusial dalam menekan dampak kesehatan yang ditimbulkan.
BMKG mengungkapkan, berdasarkan hasil pemantauan, dalam siklus harian, konsentrasi PM2,5 tertinggi di wilayah DKI Jakarta ialah selepas malam hari hingga menjelang pagi hari.
Kualitas udara di Jakarta, Senin (14/10) pagi masuk urutan ke delapan sebagai kota dengan udara terburuk di dunia.
POLUSI di DKI Jakarta menimbulkan dampak kesehatan dan kerugian yang besar bagi masyarakat.
Transportasi merupakan sumber polusi lokal utama di Jakarta. Namun, industri dan pembangkit listrik juga berkontribusi terhadap buruknya kualitas udara mengakibatkan polusi di DKI Jakarta.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved