Headline
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.
F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.
Penurunan peringkat utang Amerika Serikat oleh Fitch Ratings dapat berimplikasi pada kehati-hatian (risk-off) investor di pasar keuangan global, termasuk negara berkembang seperti Indonesia.
Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan penurunan peringkat utang AS bakal berpengaruh pada peningkatan borrowing cost pemerintah AS.
"Sehingga berpotensi mendorong yield UST (surat utang AS) yang selanjutnya investor akan menempatkan investasi ke safe-haven asset lainnya," kata dia saat dihubungi, Rabu (2/8).
Baca juga: Fitch Turunkan Rating Utang AS
Hal itu menurutnya juga akan berdampak pada Indonesia. Nilai tukar rupiah, misalnya, pada perdagangan pagi ini dibuka melemah 35 poin atau 0,23% dari posisi sebelumnya menjadi Rp15.155 per dolar AS.
Namun Josua menilai dampak tersebut hanya bersifat sementara lantaran fundamental perekonomian Indonesia terbilang solid. Berbagai kebijakan pemerintah dan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar dirasa masih cukup ampuh menjaga stabilitas rupiah.
Baca juga: Konsolidasi Fiskal Cepat, Peringkat Kredit Indonesia Stabil
"Oleh karena itu, nilai tukar rupiah diperkirakan relatif stabil. Sekalipun melemah, diperkirakan akan cenderung terbatas dan bersifat sementara," terang dia.
Berbeda dengan kondisi fiskal AS, sambung Josua, kondisi fiskal Indonesia cenderung menunjukkan kondisi yang terus membaik. Hal itu terindikasi dari konsolidasi fiskal yang dapat tercapai lebih cepat dari perkiraan.
Kondisi apik itu didorong oleh peningkatan penerimaan negara yang solid serta didukung kebijakan yang terkalibrasi dengan baik.
Diberitakan sebelumnya, lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+ pada Selasa (1/8). Penurunan tersebut dilandasi pada kondisi fiskal Negeri Paman Sam yang diperkirakan melemah dalam tiga tahun ke depan akibat beban utang yang meningkat.
"Penurunan peringkat Amerika Serikat mencerminkan penurunan fiskal yang diharapkan selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah umum yang tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola," demikian laporan Fitch yang dikutip pada Rabu (2/8).
Josua mengatakan, standar tata kelola pemerintahan AS cenderung mengalami tren memburuk selama 20 tahun terakhir, termasuk dalam hal fiskal dan utang. Itu terlepas dari kesepakatan untuk menangguhkan batas utang hingga Januari 2025.
Kebuntuan politik mengenai batas utang yang berulang kali terjadi dan resolusi-resolusi di menit-menit terakhir telah mengikis kepercayaan terhadap manajemen fiskal. Selain itu, pemerintah AS tidak memiliki kerangka fiskal jangka menengah dan memiliki proses penganggaran yang kompleks.
"Faktor-faktor tersebut, telah mendorong peningkatan utang yang cukup signifikan selama dekade terakhir," tandas Josua. (Z-11)
Militer AS mengumumkan pemimpin senior ISIS Dhiya’ Zawba Muslih al-Hardani dan kedua putranya tewas dalam serangan di Suriah.
Prancis jadi negara berkekuatan besar pertama di Eropa yang menyatakan secara terbuka niatnya mengakui Palestina.
AS menuduh Hamas tidak menunjukkan keseriusan dalam merespons proposal gencatan senjata yang telah dibahas selama lebih dari dua pekan.
Skema kerja sama merupakan bagian dari kesepakatan tarif timbal balik antara kedua negara.
PEMERINTAH Indonesia dan Amerika Serikat telah sepakat untuk menyusun protokol keamanan dalam menjaga data pribadi warga negara Indonesia (WNI)
Hingga kini Amerika Serikat belum memiliki undang-undang perlindungan data pribadi yang setara dengan regulasi Indonesia.
Lembaga pemeringkat Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang Amerika Serikat dari AAA menjadi AA+, pada Selasa (1/8).
Fitch menjelaskan, peringkat nasional di kategori AA menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan terhadap emiten atau obligasi lain
Alasannya karena dorongan pertumbuhan oleh pembukaan kembali ekonomi memudar dan dampak kumulatif dari pengetatan moneter yang lalu membebani pada ekonomi.
Keputusan tersebut mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik. Serta, rasio utang pemerintah terhadap PDB relatif rendah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved