Headline
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.
Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.
LEMBAGA Pemeringkat S&P kembali mempertahankan peringkat (rating) kredit Indonesia pada posisi BBB outlook stabil. Itu didasari pada kesuksesan Indonesia dalam mencapai konsolidasi fiskal yang cepat.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Suminto mengatakan, konsolidasi fiskal yang cepat itu didukung oleh pertumbuhan pendapatan yang solid dan kebijakan yang terkalibrasi dengan baik, serta pertumbuhan ekonomi dan kondisi eksternal yang stabil setelah pemulihan dari pandemi.
"S&P melihat adanya perbaikan yang signifikan dalam kondisi fiskal Indonesia. Hal ini didorong oleh beberapa faktor positif, termasuk kenaikan harga komoditas yang menguntungkan, kondisi ekonomi domestik yang semakin membaik, serta komitmen yang kuat terhadap pelaksanaan kebijakan fiskal yang berkelanjutan," ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (7/7).
"Perbaikan defisit fiskal juga berdampak positif pada rasio utang Pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menunjukkan kredibilitas dan kestabilan ekonomi Indonesia," lanjut Suminto.
Baca juga: Penyaluran Kredit Baru Meningkat, Kecuali KPR Terindikasi Melambat
Pertumbuhan riil PDB Indonesia pun mampu mencapai level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir, yakni mencapai 5,3% pada tahun 2022. Keberhasilan tersebut merupakan hasil dari peningkatan permintaan luar negeri terhadap komoditas utama serta upaya dalam mengembangkan perekonomian domestik.
Pemerintah Indonesia telah berhasil mengendalikan defisit fiskal, yang saat ini berada di bawah 3% dari PDB. Tercatat defisit fiskal 2022 telah menurun signifikan menjadi 2,4%, dan S&P memperkirakan akan terus berkurang menjadi sekitar 2,3% dari PDB pada tahun 2023.
Penurunan defisit fiskal itu memberikan dampak positif dalam mengurangi beban utang pemerintah dan pembayaran bunga.
"Meskipun dalam perjalanan menuju peningkatan peringkat Indonesia masih terdapat tantangan seperti masih terbatasnya basis penerimaan negara, namun kita yakin dengan perbaikan kebijakan fiskal dan reformasi struktural berkelanjutan, basis penerimaan dapat ditingkatkan sehingga mampu mendorong peringkat kredit Indonesia di masa depan," jelas Suminto.
Baca juga: OJK Masih Yakin Kredit Perbankan Bisa Tumbuh di Kisaran 10%
Pemerintah Indonesia juga memberikan perhatian khusus terhadap stabilitas politik dan kebijakan. Dalam menghadapi pemilihan umum yang akan datang pada Februari 2024, situasi politik dan kebijakan di Indonesia tetap stabil, menunjukkan kedewasaan demokrasi dan komitmen pemerintah terhadap stabilitas nasional.
Dengan prospek positif, Indonesia diharapkan tetap stabil di masa depan, meskipun terjadi penurunan harga komoditas dan ketidakpastian ekonomi global. Pemerintah akan tetap waspada terhadap risiko global dan mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent dan berkelanjutan.
"Pemerintah juga terus berkomitmen untuk melindungi daya beli masyarakat, mengendalikan inflasi, dan menjaga momentum pemulihan ekonomi," pungkas Suminto. (Z-6)
Hingga April 2025, penerimaan kepabeanan dan cukai mencapai Rp100 triliun atau 33,1% dari target, tumbuh 4,4% (yoy), utamanya didorong oleh lonjakan penerimaan bea keluar.
Jose juga menyoroti pentingnya peran UMKM dalam menjaga ketahanan ekonomi nasional. Ia menilai bahwa dalam setiap krisis, UMKM selalu menjadi penyelamat ekonomi.
(APBN) hanya mampu memenuhi sekitar 12,3% dari total kebutuhan pendanaan aksi iklim yang diperkirakan mencapai Rp4.000 triliun hingga 2030.
PEMERINTAH dipandang perlu untuk segera memperbaiki kebijakan fiskal dan kebijakan lainnya yang dinilai mengkhawatirkan oleh pelaku pasar dan investor.
MANAJER Riset Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Badiul Hadi menilai ada anomali dalam pengelolaan fiskal Indonesia.
Pengamat perbankan Arianto Muditomo memperkirakan utang luar negeri (ULN) pada pemerintah Presiden Prabowo Subianto akan terus melonjak.
PT CRIF Lembaga Informasi Keuangan (CLIK) menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Perhimpunan Bank Perekonomian Rakyat Indonesia (Perbarindo).
Anggota Komisi XI DPR RI, Melchias Marcus Mekeng, menyambut baik wacana permodalan Koperasi Desa Merah Putih melalui pinjaman Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Menurutnya, perbankan juga perlu menyesuaikan struktur biaya dana, termasuk dana pihak ketiga dan bunga kredit, agar penyaluran kredit semakin efektif.
Bank Indonesia mencatat, sebanyak 38,1 juta UMKM telah menggunakan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk menerima pembayaran.
Harli belum bisa memastikan total kerugian negara dalam kasus ini. Sebagian data yang didapat Kejagung berasal dari laporan masyarakat.
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) meraup laba bersih sebesar Rp13,80 triliun dan aset mencapai sebesar Rp2.098,23 triliun pada triwulan I 2025.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved