Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Beri Pelatihan terkait Dunia Digital, Henny Ingin UMKM Berdaya Sendiri

Siti Retno Wulandari
29/6/2023 12:10
Beri Pelatihan terkait Dunia Digital, Henny Ingin UMKM Berdaya Sendiri
Henny Christiningsih, pemilik Rolupat Batik dan Butik, menjelaskan tentang motif batik dalam bingkai(MI/Siti Retno Wulandari)

DIGITALISASI dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bagai dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Jika ingin berkembang, keduanya harus bersinergi. UMKM kini tidak bisa hanya sekadar menjajakan produk secara luring melalui kios ataupun toko. Namun, ada medium lain yang bisa dimanfaatkan sehingga pasar semakin luas.

Pemilik Rolupat Batik dan Butik Henny Christiningsih mengatakan digitalisasi menjadi keniscayaan. Mau tidak mau harus ikut ambil peran jika ingin pangsa pasar semakin luas. 

Dunia digital, kata Henny, juga memberi dampak baik lain seperti inovasi dan mempertajam kemampuan berkreasi.

Baca juga: BRI Dorong Pelaku UMKM Naik Kelas dengan Masuk ke Ekosistem Digital

"Product knowledge UMKM itu banyak yang belum mumpuni. Jadi, saya beri pelatihan. Seperti pemilihan bahan, cara memotret produk, cara mengunggah foto produk di sosial media, itu saya beri pelatihan ke mereka," ucap Henny sembari memperlihatkan ruangan yang kerap dijadikan lokasi workshop, Kamis (8/6).

Henny pun kerap memberikan ide atau usul agar pembatik tidak monoton bermain dalam satu warna terus menerus. Karena beberapa pembeli mancanegara justru senang dengan warna cerah. 

Hal itu dikisahkan Henny kala melayani pembeli dari Asia seperti Korea maupun Jepang. Pelatihan dan ide-ide dari Henny rupanya antusias diikuti oleh pengrajin. Beberapa di antara UMKM itu pun ada yang sudah memasuki dunia digital, salah satunya dengan membuka penjualan melalui WhatsApp.

Baca juga: Meraup Jutaan Rupiah dari Merangkai Bunga

"Ada yang beli langsung, ada yang beli melalui WhatsApp. Baru sekitar 10% UMKM yang sudah go digital. Goal saya ingin mereka mandiri, bisa membangun pangsa pasarnya sendiri juga sehingga berdampak pada peningkatan jumlah produksi dan maju ke pasar internasional," ungkap Henny.

Medium penjualan pun kini semakin meluas, Henny dan tim pun turut serta menjual melalui aksi live instagram hingga tik tok.

Bawa ke pasar internasional 

Selain pelatihan dalam bidang kompetensi, Henny juga kerap membawa produk UMKM ke pameran luar negeri. Tentu, ia merogoh kocek sendiri, namun tak menjadi masalah baginya. Karena, ia senang jika produk yang bagus bisa dilihat oleh banyak orang bahkan dibeli.

Dari kunjungan ke pameran luar negeri itu, banyak pembeli internasional yang rutin berkunjung ke toko Henny di Rawamangun. Pembeli dari Korea Selatan merupakan salah satu yang rutin berkunjung untuk membeli koleksi batik dan produk UMKM lain di Rolupat.

"Korea satu bulan sekali ke sini bawa buyer (pembeli). Ada juga salah satu perusahaan Jepang buat seragam di kami," ucap Marketing Manager Rolupat Sanny Lie.

Sanny pun mengungkap jika sang empunya usaha, Henny, senang berkreasi membuat produk dari kain-kain batik. Salah satunya membuat pakaian tradisional Korea, Hanbok, ketika akan berangkat pameran di Korea Selatan. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya